Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Apa Itu TikTok? Mengapa Ia Populer dan Mampukah Ia Bertahan?

Apa Itu TikTok? Mengapa Ia Populer dan Mampukah Ia Bertahan?

 

Tiktok adalah aplikasi pembuat dan berbagi video pendek dengan durasi 15 detik sampai 1 menit. Diisi dengan banyak konten hiburan, edukasi, dan konspirasi. Ia memiliki fitur FYP yang membuat para penggunanya betah menggunakan TikTok.

Tidak hanya itu, ia juga memiliki banyak filter dan efek tertentu yang terus diperbaharui sehingga para penggunanya tetap menggunakan TikTok sebagai aplikasi andalan mereka.

Apa Itu TikTok? Mengapa Ia Populer dan MampukahTikTok Bertahan?
Logo Aplikasi TikTok

TikTok seperti yang kita ketahui adalah jelmaan dari dua buah aplikasi yang terkenal, yaitu Douyin dan Musical.ly.

Musica.ly sendiri adalah aplikasi streaming sekaligus berbagi video berdurasi pendek yang sangat popular dengan lebih dari 100 juta pengguna hingga bulan Agustus 2018 silam.

Akan tetapi walau aplikasi membuat video lucu dan menghibur ini digemari, tahun 2018 adalah tahun terakhir untuknya karena setelah itu, perusahaan ini diambil alih oleh perusahaan China yang bernama ByteDance.

Para pengguna Musical.ly sebelumnya pun pada akhirnya dipindahkan ke TikTok beserta semua konten dan akun yang ada di Musical.ly terdahulu, hal ini tentu saja menyebabkan TikTok memiliki pengguna sebelum ia benar-benar terkenal.

Musicaly.ly yang gagal juga pada saat itu telah melakukan pemasaran ke segala aplikasi media social seperti Facebook dan Instagram. Promosi ini membuat musical.ly memiliki pengguna yang terus bertambah.

Dan ketika pada akhirnya ByteDance membeli Mucical.ly, maka segala popularitas tersebut juga diwariskan kepada TikTok dan mempermudah TikTok dalam mengembangkan aplikasinya.

Walau bisnis terkadang memiliki resiko yang tinggi, namun ternyata keputusan ini sangatlah tepat karena TikTok segera menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia dengan pengguna yang semakin naik kian harinya.

Banyaknya unduhan kepada TikTok bahkan sampai mengangkangi Facebook, sebuah aplikasi media sosial yang dibuat oleh Mark Eliot Zuckenberg. Hal ini tentu telah menjadikan TikTok raja untuk sementara waktu.

Kesuksesan tersebut semakin terlihat karena pada tahun 2017, TikTok mendapatkan jumlah investasi yang fantastis, yaitu sebesar 20 juta US dollar atau setara dengan 288 Milyar Rupiah. Hal ini membuat TikTok dapat memasarkan aplikasi besutannya itu dengan lebih baik dan luas.

Berkembangnya TikTok tentu saja memiliki pengaruh kepada pembuatnya, Zhang Yiming. Ia serta merta menjadi salah satu orang terkaya di Tiongkok. Dan bahkan menurut Forbes 2018, lelaki itu memiliki kekayaan bersih senilai 4 Milyar USD atau setara dengan 56 triliun rupiah.

Dengan bertambahnya pengguna TikTok, Zhang Yiming juga digadang-gadang akan memiliki aset yang akan semakin meninggi karena TikTok terus melakukan pertumbuhan kian harinya.

 

Apa Perbedaan TikTok Dengan Musicaly?

TikTok adalah aplikasi pembuat dan sekaligus aplikasi berbagi video pendek yang memungkinkan penggunanya mengkreasikan video sendiri tentang topik apapun dalam kurun waktu 15 detik sampai 1 menit.

Sebagai ajang pemasarannya, TikTok juga kerap mengadakan lomba dengan hadiah yang cukup fantastis yang bertujuan untuk mendapatkan lebih banyak pengguna untuk aplikasinya. Lalu siapa tujuan pemasarannya?

Tujuan utama pemasaran aplikasi TikTok adalah anak muda karena mereka memiliki potensi yang paling tinggi untuk menggunakan aplikasi ini, akan tetapi, banyak juga orang tua yang turut serta menggunakan aplikasi ini untuk menjadi konten kreator di TikTok.

 

Perbedaan TikTok Dengan Musicaly
Logo Musical.ly (Source Wikimedia)

Perbedaannya Dengan Musical.ly

Sebenarnya aplikasi ini tidak terlalu memiliki perbedaan yang mencolok antara satu dengan lainnya, hanya saja TikTok lebih terkenal dan memiliki pasar yang lebih luas sehingga aplikasi ini lebih banyak digunakan oleh khalayak ramai.

Bahkan, Logo yang digunakan TikTok saat ini pun adalah campuran dari logo Douyin dan Musical.ly. tampilan garis bewarna merah yang ada pada icon aplikasi itu adalah bagian dari aplikasi sebelumnya, yaitu Musical.ly.

Yang membuat TikTok memiliki pasar yang lebih luas juga karena pada saat itu  Musical.ly hanya berfokus terhadap sinkronisasi antara bibir dan musik, sementara TikTok bahkan sampai memiliki beberapa efek dan filter yang bisa digunakan secara bebas untuk semua golongan.

Tidak hanya itu, musik yang ditawarkan TikTok juga beragam, bahkan banyak sekali musik yang pada akhirnya terkenal karena digunakan oleh para kreator Tiktok, diantaranya adalah lagu Lathi yang semakin melejit setelah menjadi challenge.

Suksesnya lagu Lathi pun pada akhirnya membawa lagu tersebut ke Amerika, dan tentu saja, hal itu tidak bisa dilepaskan dari peran Jharna Bhagwani dengan skill make up yang mempopulerkan Lathi challenge di TikTok.

Kesuksesan lagi itu tidak sampai sana, bahkan Lathi karangan Weird Genius juga mampu mengangkangi beberapa lagu lainnya yang bersaing dengannya.

Sebenarnya challenge-challenge ini bertujuan untuk memasarkan TikTok agar lebih luas lagi. Agar para konten kreator mau bersaing satu sama lain dan membuat orang semakin ingin berpartisipasi dalam platform TikTok.

 

Bagaimana TikTok bisa meningkat begitu pesat?

 

Tidak bisa dipungkiri bahwa popularitas TikTok semakin berkembang pesat kian harinya, bahkan pada Oktober  tahun 2018, TikTok menjadi aplikasi pembuat video yang paling banyak diunduh secara global.

Aplikasi tersebut juga dikabarkan telah mengumpulkan lebih dari 500 juta pengguna aktif setiap bulannya, dan bahkan, di Amerika sendiri aplikasi ini sampai diunduh 80 juta kali. Mengingat Donald Trump sangat membenci China, termasuk aplikasi TikTok.

Setidaknya ada beberapa faktor utama mengapa TikTok merajai tingkat popularitas aplikasi, diantaranya adalah:

 

Dukungan Influencer

Salah satu strategi marketing yang TikTok gunakan adalah dengan membayar kemitraan dengan beberapa Influencer atau selebritas di beberapa wilayah dan mempromosikannya ke khalayak ramai.

Diantara para selebritas yang menjadi influencer TikTok  tersebut adalah Jimmy Fallon yang pada tahun 2018 membuat sebuah challenge yang bernama #TumbleweedChallange dan memposting videonya di aplikasi TikTok.

Challenge tersebut mengajak pemirsanya untuk mengikuti tantangan untuk berputar-putar seperti tumbleweed, dan walau agak terlihat konyol, namun ternyata khalayak ramai menyukai challenge tersebut serta banyak yang meniru untuk mengikuti melakukan challenge yang sama.

Jimmy Fallon at Tiktok
Jimmy Fallon (Source Wikipedia)


Challenge tersebut juga banyak diikuti pengikut Jimmy Fallon. Dilaprokan tantangannya yang viral tersebut mengumpulkan lebih dari 8.000 entri  dan 10.4 Juta keterlibatan dalam waktu seminggu.

Namun tentu saja, Jimmy Fallon bukan satu-satunya influencer yang dipilih TikTok sebagai ajang promosi, diantaranya adalah para influencer Jepang seperti Watanabe Naomi, Kinoshita Yukina, dan Kyary Pamyu Pamyu.

Sementara Di Thailand ada Kaykai Salaider, di India ada Aashika Bhatia. Dan banyak lagi influencer yang dibeli TikTok untuk menjadi pengguna aktif mereka.

Para influencer inilah yang menyebabkan banyak masyarakat yang ikut mendownload  aplikasi ini dan menjadi konten kreator aktif, bahkan tak jarang konten yang dibawa pengikut mereka juga bisa viral sehingga mereka semakin giat membuat video.

Pengguna TikTok yang masih merajai sampai sekarang adalah Charli D’Amelio, seorang penari yang kerap mempublikasikan tariannya di aplikasi TikTok. Saingan terbarunya bernama Bella Poarch, seorang perempuan cantik yang juga aktif membuat konten.

Charli D’ Amelio sendiri saat ini memiliki sekitar 100 juta pengikut sementara Bella Poarch memiliki 50 juta lebih pengikut. Namun persaingan tersebut semakin dikompori oleh para penggemarnya.  

 

Kemudahan Dalam Aplikasi

TikTok adalah aplikasi sederhana dan mudah untuk digunakan, konten-kontennya juga bagus untuk menghibur diri sendiri dan memberikan ilmu pengetahuan dengan mudah.

Selain itu, cara untuk membuat konten juga cukup sederhana, apalagi terdapat filter dan efek-efek keren yang bisa diduetkan dengan orang lain sehingga banyak orang yang melakukan uji coba secara iseng namun malah ketagihan.

Namun yang membuat banyak pengguna TikTok betah adalah fitur For Your Page yang membuat konten-konten pilihan disajikan kepada penonton. Konten ini memiliki banyak genre, ada horror, komedi, musik, hiburan, edukasi, dan bahkan konspirasi.

Genre-genre tersebut tentu akan membuat penggunanya ketagihan sebab akan sangat mudah untuk menonton semuanya, apalagi fitur menyimpan serta berbagi video juga mudah untuk digunakan sehingga videonya bisa dijangkau dengan lebih luas lagi.

 

Challenge-Challenge Yang Unik

Selain kemudahan dalam aplikasi, TikTok juga bisa menjadi sangat popular karena adanya tantangan tersendiri untuk para pemainnya.

Bahkan walau aplikasi ini adalah aplikasi global, namun ia seolah sangat mudah untuk menyatu dengan tradisi dan budaya yang ada dengan menggunakan tren lokal sebagai sebuah tantangan dengan menautkan tagar lokal.  

Untuk pemasarannya, TikTok sendiri sampai menyelenggarakan kontes-kontes yang berbeda di setiap negara dan kemudian memberikan suatu penghargaan kepada pembuat video terbaik, hal itu akan membantu para creator memiliki pengaruh, pengakuan, dan pengikut sekaligus.

Konten di Rusia yang diadakan pada September 2018 misalnya mendapatkan 31.000 entri video dan jutaan penayangan, yang dengan ini secara tidak langsung membantu dalam mempromosikan TikTok secara terselubung.

Challenge-Challenge yang unik dengan adanya pembaruan filter dan efek juga seolah membantu para konten creator agar tidak kehabisan ide untuk membuat kreasi-kreasi baru. Hal ini tentu saja membuat TikTok memiliki pengguna tetap setiap harinya.

 

Lathi Challenge Jharna Baghwani
Lathi Challenge by Jharna Bhagwani (Source Google)

Bagaimana Brand Memanfaatkan TikTok Sebagai Ajang Marketing?

TikTok tidak memiliki ruang untuk iklan bergambar seperti pada website tertentu, bahkan aplikasi ini juga tidak memiliki tempat untuk muncul sebagai penjeda video yang dilakukan Youtube dan Facebook.

TikTok memiliki cara tersendiri dalam mengiklan, yaitu dengan menjadi bagian dari TikTok itu sendiri, bahkan tak jarang para influencer yang memasarkan produk harus membawanya dalam konten yang mereka buat.

Bahkan beberapa merek tertentu sampai berani membuat tantangan sendiri atau lomba untuk memasarkan produk, pada tanggal 1 September 2018 disaat brand Guess mengambil alih TikTok dan mengundang semua user TikTok di Amerika Serikat.

Guess melakukan itu dengan mengajak para user untuk membuat konten dengan menggunakan Denim serta menggunakan tagar #InMyDenim, hal ini dilakukan karena potensi TikTok untuk menyebarluaskan brand memiliki potensi yang sangat tinggi.

Bahkan hal itu dibuktikan dengan banyaknya konten creator dan user baru yang seringkali video-video TikTok mereka di upload di Youtube, Instagram, dan Facebook. Yang tentu saja akan membuat pemilik pasar akan semakin diuntungkan.

 

Apakah TikTok Akan Bernasib Sama Seperti Vine?

 

Menurut Lastquestions, dari segi popularitas kita bisa mengatakan bahwa popularitas TikTok sudah tidak bisa diragukan lagi, ia seolah menyatu dengan umat manusia dan menjadi bagian dari kita.

Entah itu anak-anak sampai manusia yang berumur dewasa juga kerapkali menggunakannya serta ikut menjadi konten kreator dengan cara mereka sendiri demi mendapatkan perhatian dan uang.

Namun masa depan hanyalah milik waktu karena tidak ada satupun yang tahu masa depan TikTok akan seperti apa. Sebab sebelum adanya TikTok, Vine seolah merajai aplikasi dengan para kreator yang harus membuat video dengan batas 6 detik.

Namun apa yang terjadi? Vine pada akhirnya lenyap video-video hiburan itu kini tersebar entah kemana, terkadang kita akan menemukannya di Instagram, Facebook, bahkan Youtube, namun video tersebut telah kehilangan rumah aslinya dan terpaksa menjadi masyarakat untuk aplikasi lain.

Adanya perang dingin antara Amerika dan China juga menjadi salah satu penyebab adanya pandangan skeptis apakah TikTok masih memiliki masa depan atau tidak. Apalagi karena Amerika memiliki sifat yang congkak dan jarang untuk mengalah.

Vine, Aplikasi Sebelum TikTok
Vine, Aplikasi Sebelum TikTok

Sebab seperti yang kita ketahui, Amerika memiliki sifat yang tidak mau mengalah dalam segala hal. Bahkan belakangan ini, kerapkali kita mendengar bahwa TikTok di banned di beberapa negara dan bisa jadi itu adalah salah satu taktik Amerika dalam menjalankan perang dinginnya.

Selain dibanned-nya TikTok pada beberapa negara, Amerika juga telah meluncurkan aplikasi Reel, yaitu suatu fitur di Instagram yang serupa For Your Page di TikTok.

Bahkan menurut kabar yang beredar, Amerika juga akan membayar beberapa influencer untuk mengisi konten di Reel agar terus mendapat pengguna baru. Rencana ini juga akan membuat konten kreator TikTok berpindah ke Reel.

Namun tentu TikTok tidak tinggal diam akan masalah ini sebab mereka telah menyiapkan uang sejumlah 200 juta USD atau sekitar 2,9 Triliun untuk membayar konten kreator yang unik dan aktif di platform mereka.

Untuk tetap bertahan, TikTok haruslah terus berinovasi dan terus berkembang, memperluas pemasaran dan menjaga nama baik mereka sebab hal-hal yang tidak terduga bisa saja terjadi dan bisa membuat aplikasi itu memiliki nasib sama seperti sebelumnya, yaitu adalah Vine.

 

Kesimpulan

Singkatnya TikTok adalah aplikasi pembuat dan berbagi video yang mampu membuat ketagihan penggunanya karena mampu menghibur serta sanggup memberikan informasi secara singkat namun padat.

Aplikasi ini telah mengalami lonjakan popularitas dalam beberapa bulan terakhir dan terus menerus melonjak sehingga menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di dunia.

Bagi Last Questions, pertanyaan apakah aplikasi ini akan sanggup menjaga eksistensinya masih belum dapat diketahui sebab persaingan, perang dingin antar negara, menjadi salah satu tantangan tersendiri agar TikTok bertahan dari segala macam cobaan.

Menurut anda dapatkah TikTok bertahan?


Referensi:

Catatan dari blog lama

 

Posting Komentar untuk "Apa Itu TikTok? Mengapa Ia Populer dan Mampukah Ia Bertahan?"