Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Antropologi Kampus, Wajah Kampus Dalam Pandangan Mahasiswa Organisatoris

 Antropologi Kampus, Wajah Kampus Dalam Pandangan Mahasiswa Organisatoris

Antropologi Kampus, Wajah Kampus Dalam Pandangan Mahasiswa Organisatoris

Kampus adalah miniatur negara, tidak akan pernah terlepas dari peran masyarakat yang memiliki andil didalamnya, namun apakah kita benar-benar mengerti dengan pasti makna dan tujuan dari antroplogi kampus itu sendiri? Jika tidak, sedikit ilmu dari artikel ini semoga bisa menjelaskan secara gamblang makna dari antropologi kampus, terlebih untuk mahasiswa organisatoris.

Pengertian Antropologi Kampus Secara Bahasa dan Istilah

Antropologi secara bahasa berasal dari bahasa Yunani, yaitu ‘Antros’ yang memiliki arti manusia, dan ‘logos’ yang berarti ilmu. Yang dimana dari kedua hal ini, Antropologi dapat dikatakan sebagai sebuah ilmu yang mempelajari manusia.

Sementara kampus, dapat kita katakan sebagai tempat atau wadah mahasiswa untuk menuntut ilmu, yang dimana hal ini kita dapat mengetahui bahwasanya orang-orang disana telah menamatkan jenjang SMA dan kemudian berbaur dalam wadah baru, yang disebut sebagai dunia perkuliahan.

Dalam dunia perkuliahan, kampus tidak akan pernah terlepas dari manusia-manusia yang berdiam disana dan membentuk ekosistem tersendiri, dari pak Rektor, Dekan, Dosen, Dosen Killer, Mahasiswa, sampai kepada satpam dan petugas kebersihan, adalah bagian dari kampus yang nyatanya melengkapi ekosistem di kampus itu sendiri.

Hal ini pulalah yang pada akhirnya menyebabkan kampus disebut sebagai miniatur negara, karena memiliki struktural yang sama persis dengan negara-negara di dunia. Bahkan dalam ranah kampus pun, aturan-aturan yang diciptakan pemerintah tetap harus dilakukan oleh mereka yang bernaung pada kampus tersebut.

Ada banyak pengertian antropologi kampus yang dibeberkan para ahli, akan tetapi setidaknya ada beberapa tokoh yang sering digunakan dalam menjelaskan pengertian antropologi kampus itu sendiri, seperti David Hunter Hubel, Koentjaraningrat, Sigmeund Freud, dan banyak tokoh lainnya.

Pengertian Antropologi Kampus Menurut Para Ahli

  • David Hunter Hubel mengatakan bahwasanya antropologi adalah sebuah ilmu yang lahir atau muncul dari rasa keingintahuan (nafsu) manusia yang tidak terbatas.
  • William A. Haviland mengatakan Antropologi yaitu studi mengenai umat manusia yang berusaha menyusun suatu generalisasi y ang bermanfaat tentang manusia dan juga perilakunya, serta agar dapat memperoleh pengertian yang bisa melengkapi mengenai keanekaragaman manusia.
  • Bapak antropologi Indonesia, Koentjaraningrat, menjelaskan bahwasanya Antropologi merupakan sebuah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umumnya, dengan mempelajari sebuah keanekaragaman warna, bentuk fisik dari masyarakat, serta kebudayaan yang sudah dihasilkan.

Dari penjelasan secara bahasa dan keterangan dari para tokoh antropolog, dapat kita ambil kesimpulan bahwasanya antropologi kampus adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang manusia-manusia yang berada di kampus, entah dari segi gaya hidup, pola hidup, pola pikir, maupun tujuan hidup mereka.

Kampus sebagai suatu negara, tidak akan terlepas dari pelaku pemerintahan (rektor, dosen) dan masyarakat (mahasiswa ) sebagai penjaga ekosistem yang ada, hal inilah yang membuat kita sebagai mahasiswa harus mengenal ranah yang kita tinggali, terkhususnya mengenal masyarakat yang mendiaminya.

Jenis-Jenis Mahasiswa Dalam Antropologi Kampus 

1. Mahasiswa Pemimpin (The Alpha)

Mahasiswa seperti ini sering dianggap Alpha, suatu julukan untuk pemimpin suatu gerombolan yang mengacu kepada sebutan seekor serigala pemimpin. Tipe mahasiswa ini selalu terlihat mencolok serta aktif bila dibandingkan mahasiswa lainnya. Hidupnya dalam ekosistem perkuliahan sangat bervariatif sebab tidak hanya diisi dengan akademik semata, melainkan juga aktif di ranah organisasi, entah itu organisasi intra maupun ekstra kampus.

Mahasiswa pemimpin cenderung tidak ingin menyelesaikan perkuliahan yang ia lakoni dengan cepat, sebab memiliki ambisi yang cukup kuat untuk menjadi pemimpin di masa depan. Ia ingin mencari pengalaman sebanyak-banyaknya untuk menjadi ‘orang’, atau menjadi pemimpin  di masa depan.

Cita-cita mahasiswa pemimpin biasanya tidak akan terlepas dari struktur kepemimpinan, seperti pemimpin perusahaan, kepala dusun, kepala desa, lurah, bupati, menteri, DPR, MPR, bahkan presiden.

Kekurangan The Alpha adalah cenderung otoriter, terlalu ambisius, serta cenderung berpikir bahwa dirinya selalu benar, namun itu tergantung pribadi manusia itu masing-masing. 

2. Mahasiswa Organisatoris

Mahasiswa seperti ini adalah mahasiwsa yang fanatis terhadap kehidupan organisasi yang mereka lakoni, dan terkadang sampai tiada lagi peduli dengan akademik. Hal itu karena mereka tidak lagi terikat oleh IPK, dan mereka mempercayai bahwasanya IPK hanyalah nilai yang diciptakan manusia, sementara kesuksesan, kesuksesan berasal dari diri sendiri. Mereka biasanya kerap disebut mahasiswa aktivis.

Mereka dapat ditandai dengan cara bertanya didalam kelas yang biasanya diluar konteks, suka berdebat dan berdiskusi, dan terkadang frontal.

Tujuan mereka biasanya cenderung berbakti untuk negara karena memiliki sifat nasionalis dan menyuarakan hak-hak rakyat. Tidak hanya itu, mereka cenderung juga ingin menjadi pemimpin dan mampu mengorganisir lingkungan.

Kelemahan mereka biasanya terlalu fanatis terhadap organisasi yang membesarkan mereka hingga seperti mahasiswa agamis, cenderung dipolitisasi. Mereka juga lupa pada tujuan orangtua menyekolahkan mereka karena terkadang tidak seideologi. Akan tetapi, mereka tentunya bertanggung jawab atas apa yang mereka lakukan dan pantas menjadi pemimpin.

3. Mahasiswa Pemikir

Tipikal mahasiswa jenis ini adalah mahasiswa cendekiawan atau intelektual, sebab ia selalu berpikir dan terus berpikir. Hobinya tidak akan pernah terlepas dari hal-hal yang menuntut ilmu seperti membaca buku, mendengarkan dan menonton hal-hal yang berbau ilmu pengetahuan, diskusi, dan menulis. 

Mahasiswa seperti ini cenderung mampu menganalisa keadaan, bijak, dan terkadang karena kefokusannya membuat dirinya terisolir dari kehidupan yang ia lakoni dan melacur bersama pemikirannya sendiri.

Orang seperti cenderung ingin menjadi ilmuawan, peneliti, dosen, akademisi, cendekiawan, bahkan filsuf.

Kekurangan mahasiswa pemikir terkadang sulit berkomunikasi karena menggunakan bahasa yang tinggi, kadang terlalu serius, tidak pekaan, dan cenderung individualis atau ingin sendiri.

4. Mahasiswa Study Oriented (Mahasiswa Akademis)

Mahasiswa akademis adalah mahasiswa yang selalu rajin masuk kuliah serta melaksanakan tugas-tugas akademik yang diberikan dosen killer. Karena kepatuhannya dalam dunia akademik, biasanya menjadi peliharaan kesayangan dosen akademis serta dosen killer.

Mahasiswa jenis ini cenderung tidak mau tahu dengan apa yang terjadi di kampus maupun luar kampus. Dalam benaknya yang penting mendapatkan nilai bagus dan cepat lulus, bahkan terkadang memiliki angan lulus lebih cepat daripada waktu yang ditenggatkan.

Cenderung ingin mendapatkan pekerjaan seperti jurusan yang dilakoni, dalam beberapa aspek mahasiswa seperti ini juga cenderung ingin menikah sebab terkadang diintervensi oleh keluarganya sendiri.

Kekurangan mahasiswa akademis adalah cenderung menjadikan IPK sebagai nilai utama dalam bermasyarakat dan penentu kesuksesan, sehingga ketika menghadapi dunia yang sebenarnya, ia menjadi lemah dan tidak memiliki prinsip hidupnya sendiri.

5. Mahasiswa Hedonis

Tipe mahasiswa semacam ini cenderung tiada banyak berpikir, tidak mau aktif di organisasi, dan juga terkadang tidak aktif dalam ranah perkampusan. Hal ini dikarenakan mereka menjalani kehidupan dengan hedonis (Penyuka duniawi), glamour, dan happy-happy. Mereka dapat ditandai dengan sering memakai pakaian yang norak ke kampus, memakai mobil, nongkorong di kafe, mall maupun tempat hiburan lainnya.

Cenderung tidak memiliki tujuan, akan tetapi dalam benak mereka, mereka tentu ingin seperti artis, selebgram dengan jutaan followers maupun viewers dan lain-lain. Ingin kaya tapi minim usaha, jadi tujuannya sama seperti cara hidupnya, kaya untuk happy.

Kekurangan mahasiswa ini cenderung menjadi parasit untuk orang lain, bahkan ketika mereka ingin setara dengan teman sepermain, mereka cenderung berhutang untuk memenuhi nafsu mereka sendiri.

Karena uang mereka habis untuk make up dan lain-lain agar terlihat glamour, dan bukan untuk membeli hal-hal penunjang otak, akhirnya  hal tersebut menyebabkan otak mereka cenderung tidak pernah diisi hingga mereka cenderung bodoh, goblok, dan mudah ditipu. Percaya bahwa uang adalah segalanya dan dapat membeli segalanya (termasuk manusia), dan cenderung sombong.

6. Mahasiswa Agamis

Tipikal mahasiswa seperti ini kemana-mana selalu membawa al-Qur’an dan kitab-kitab amalan, apalagi kitab-kitab yang berasal dari Timur Tengah. Dapat dilihat dari cara berpakaian yang seperti orang Arab, menjaga sunnah, tampil (sok) islami, dan cenderung menjaga jarak terhadap lawan jenis yang tidak muhrim. 

Cenderung ingin menjadi pemuka agama, ustad, ustadzah, dan pada ranah yang terkecil, ingin menjadi seorang anak yang sholeh maupun sholehah. Termasuk menghafal Al-Qur’an (Yang adalah prestasi tersendiri bagi mereka).

Kelemahannya adalah cenderung terlalu fanatis pada agama sehingga mudah mengkafirkan sesama. Mereka juga cenderung mudah dipolitisasi oleh kaum agamawan, terlebih yang memiliki gelar ustad maupun habib. Hal itu dikarenakan mereka jatuh pada hal-hal agamis dan ayat-ayat yang tertulis, hingga mengkafirkan ilmu pengetahuan seperti sains, filsafat, hingga ayat-ayat yang tidak tertulis.

7. Mahasiswa K3 (Kampus, Kos dan Kampung)

Mahasiswa seperti ini memiliki tiga kesibukan yang disebut K3, yaitu kampus, kos dan kampung. Mereka entah mengapa seperti robot yang telah disistem, sebab ketika tiba jam kuliah mereka berangkat kuliah, kalau selesai ya pulang kos, kalau ada waktu yang cukup panjang, pulang kampung.

Mereka juga kerap disebut mahasiswa kupu-kupu karena memiliki ranah yang itu-itu saja. Mereka cenderung memiliki tujuan yang sama seperti akademis, yaitu lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan. 

Kelemahannya adalah mahasiswa seperti ini cenderung tidak memiliki banyak keahlian yang seimbang, sebab ia tidak terlalu mahir dalam akademis, dan juga tidak terlalu mahir dalam ilmu diluar akademis. Hal tersebut membuat ia lemah sehingga sulit berbaur maupun terjun ke masyarakat.

8. Mahasiswa Santai Semaunya Sendiri

Tipe mahasiswa cenderung tidak banyak berpikir sebab selalu menjalani kehidupan yang ia miliki dengan ala kadarnya. Bahkan, mereka terlalu santai dan tidak menganggap serius kehidupan yang mereka lakoni. Bahkan dalam ranah perkuliahan, mereka cenderung biasa saja dan tidak terlalu ambil pusing akan tugas-tugas yang ada, sebab yang terpenting bagi dirinya adalah satu kata, yaitu santai. Mahasiswa semacam ini biasanya aktif dalam bidang seni, budaya, sastra, dan olahraga.

Tidak memiliki tujuan yang jelas juga sebenarnya, tapi mereka setidaknya cenderung ingin mulia di masyarakat dan menjadi pelopor di masyarakat, bahkan mereka memiliki keinginan untuk memiliki perusahaan pribadi atau setidaknya tahu cara mendapatkan uang tanpa harus banyak bekerja. 

Sebenarnya mahasiswa seperti ini cenderung jenius, akan tetapi kejeniusan mereka tertutup oleh rasa malas yang mereka miliki.

Kelemahan mahasiswa tipe ini adalah kendati mereka jenius, namun mereka tidak memiliki disiplinitas sehingga apa yang ingin mereka capai pada akhirnya menjadi angan-angan belaka. 

9. Mahasiswa Pencari Cinta

Mahasiswa semacam ini tiada terlalu memikirkan kuliah, akan tetapi yang dipikirkannya  cenderung mengarah kepada CINTA atau sering disebut bucin. Mahasiwa seperti ini bisa dikatakan playboy, terlebih mereka suka gonta ganti pacar hanya untuk mencari yang setia untuk diri mereka sendiri.

Memiliki tujuan untuk cepat lulus kuliah dan menikah, dan berharap yang mereka nikahi dapat menjadi istri sehidup semati.

Kelemahan mereka adalah cenderung tidak berkualitas karena waktu berharga mereka hanya untuk pacaran dan pacaran, bahkan mereka cenderung memiliki cedera mental sebab kesalahan yang mereka buat pada pacar mereka. 

10. Mahasiswa Jomblo Unsold

Tipe mahasiswa seperti ini adalah tipe yang tidak laku-laku dikampus, akan tetapi mereka cenderung  memiliki prinsip hidup seperti tidak ingin pacaran ataupun membuat diri mereka berkualitas terlebih dahulu. Jadi mahasiswa ini memiliki dua kemungkinan, apa mereka tidak laku, atau mereka tidak mau.

Tujuan mereka tentunya adalah mendapatkan pacar bila dia tipe pencari pacar, dan meraih impian bila mereka tipe peraih mimpi.

Kelemahan mahasiswa tipe ini adalah mereka cenderung menanti kekasih dan terkadang terlalu mengejar perempuan, akan tetapi bila mereka adalah jomblo yang memiliki prinsip, mereka cenderung adalah manusia berkualitas karena memiliki tujuan meraih impian yang selama ini mereka idamkan.  

11. Mahasiswa Usil

Tipikal mahasiswa yang sangat senang apabila orang lain menderita, atau dalam bahasa lainnya ‘tertawa diatas penderitaan orang lain’. Contohnya seperti sebelum dosen masuk kelas, ia akan dengan sengaja mengganti kursi dosen dengan kursi yang rusak biar dosennya patah tulang, atau nge-prank kelas bahwa ujian akan berlangsung hari ini walau ia tahu bahwa teman kelasnya belum belajar. 

Tujuan mereka sebenarnya sulit diidentifikasi akan jadi apa karena keusilan mereka, terlebih mereka terkadang menjadi musuh dosen yang terlalu serius didalam kelas.

Kelemahan mereka adalah tidak memiliki adab yang baik, menganggap semua bercandaan hingga tidak tahu cara bersikap. Namun sebenarnya hal itu bukan masalah sebab masih bisa dipelajari.

12. Mahasiswa Tak Jelas

Mahasiswa seperti ini sulit untuk dikategorikan, sebab terkadang ia menjelma pemimpin, terkadang seniman, terkadang santai, terkadang pemikir, terkadang pecinta, terkadang usil, dan sebagainya. Terkadang aktif keliatan terus, namun terkadang lenyap dan hilang entah ke mana.

Tujuan mereka sulit diidentifikasi akibat ketidakjelasan mereka, jadi mereka memiliki tujuan dalam tingkatan personal ataupun pribadi.

Kelemahan mereka adalah cenderung tidak expert dalam satu bidang, sehingga yang mereka tahu cuma ala kadarnya. Akan tetapi setidaknya mereka bisa beradaptasi dalam banyak aspek kehidupan di kampus.

13. Mahasiswa Anak Mami

Tipe mahasiswa yang kehidupannya selalu diintervensi oleh orangtua maupun keluarga sehingga mereka tidak bebas dalam dunia perkuliahan, bahkan cenderung dikekang. Mereka dapat ditandai dengan pulang diakhir pekan agar orangtua tidak khawatir, dan terkadang mereka putus kuliah karena terus mendapatkan tekanan dari dua sisi.

Tujuan mereka adalah ingin merasakan kebebasan dan keluar dari doktrin yang ada, keluar dari intervensi orangtua mereka dan ingin hidup mandiri.

Kelemahan mahasiswa seperti ini cenderung lemah, tidak memiliki pendirian, tidak mampu memilih dengan baik karena kurangnya pengalaman. Bahkan mereka mudah stress karena biasanya mereka adalah harapan keluarga dan terbebani oleh harapan itu sendiri. Dan terkadang, cenderung menjadi pemberontak.

14. Mahasiswa Apa Mahasiswi

Mahasiswa yang memiliki dua kepribadian yaitu pria dan wanita. Mereka biasanya disebut sebagai banci karena memiliki karakter yang tidak jelas. Mahasiswa seperti ini cenderung dekat dengan perempuan daripada laki-laki, hal yang membuat sifat asli mereka terkontaminasi.

Memiliki tujuan yang tidak jelas dan masih ambigu, akan tetapi bisa jadi mereka ingin menjadi penjaga salon kecantikan, maupun seorang beauty vlogger, walaupun kita tahu bahwa mereka tidak cantik.

Kelemahan mahasiswa seperti ini cenderung tidak tegas dan terlalu bawa perasaan. Kekurangan teman cowok dan kehabisan uang untuk berdandan. 

15. Mahasiswa Gadungan

Tipe ini sebenarnya tidak termasuk mahasiswa, akan tetapi karena ingin dipandang sebagai mahasiswa, maka mereka sering nongkrong di kampus orang. Biasanya ia punya tujuan tertentu, seperti mencari cewek idaman yang bisa dibawa ke ranah pernikahan, atau mungkin ikut diskusi dengan mahasiswa organisatoris.

Kelemahan mereka banyak sebenarnya, seperti tidak expert dalam satu bidang tertentu sebab semau mereka, akan tetapi mereka memiliki pengalaman yang mereka dapatkan dari luar kampus.

16. Mahasiswa Monitor

Mahasiswa seperti ini adalah mahasiwa yang selalu berhadapan dengan komputer dan dapat diidentifikasi dengan sifat mereka yang cenderung pendiam dan jarang bersosial. Seperti kutu buku, bisa jadi mereka menggunakan kacamata karena matanya terkontaminasi oleh layar komputer.

Mereka expert dalam dunia komputer dan cenderung tahu mengenai permasalahan di dunia karena selalu up to date. Cocok menjadi teman mahasiswa pemikir sebagai pemicu diskusi serta cocok disewa bila ada acara kampus.

Tujuan mereka bisa jadi ingin menjadi pengusaha media massa, entah itu blogger, crypto, trading, maupun hacker. Dunia mereka adalah ranah komputer dan internet, bahkan bisa jadi mereka adalah penggiat Deep Web.

Kelemahan mereka adalah jarang bersosial dan cenderung tekstovert atau nyaman berhubungan melalui chat. Terkadang tidak memiliki teman yang pasti, tapi memiliki teman online di seluruh dunia. Mereka juga terkadang cenderung pendiam, terlalu pendiam sampai mudah dimanipulasi.

17. Mahasiswa Abadi

Seperti namanya, mahasiswa jenis ini adalah tipe makhluk kuno di kampus, bisa kita bilang bahwa mereka adalah legenda yang hidup. Mereka paling betah di kampus dan ditandai dengan tidak lulus kuliah tepat waktu, parahnya, mereka masih santai-santai dan belum memikirkan kelulusan.

Tujuan mereka bisa jadi adalah lulus tepat waktu, akan tetapi hal itu adalah impian yang tidak mungkin dapat diraih sebab telah berlalu.

Kelemahan mereka cenderung kepada tiada minat dalam hidup, tidak tahu mau jadi apa, tidak memiliki gairah, bisa jadi sebenarnya mereka sedang berusaha akan tetapi terus gagal dalam mendapatkan apa yang diinginkan, dan bisa jadi juga, mereka sebenarnya memiliki cedera mental, hal yang membuat mereka tidak ingin meninggalkan ranah kampus. 

Tujuan Mempelajari Antropologi Kampus

Tujuan mempelajari antropologi kampus tentunya untuk mengetahui keanekaragaman, pola pikir, gaya hidup, dan prinsip hidup, masyarakat maupun pemerintahan yang ada di kampus. Dengan mengetahui cara berpikir mereka dan cara mereka bertindak, kita dengan mudah bersosialisasi dan saling membantu satu sama lain.

Dalam ranah yang lebih serius, mempelajari hal ini tentunya bertujuan agar kita dapat memposisikan diri kita pada ekosistem kampus itu sendiri. Sebab sebagai suatu miniatur negara, kampus tidak akan pernah terlepas dari senggal-senggol pemerintahan untuk mendapatkan strata yang paling tinggi di dunia perkampusan.

Banyak sebab sebenarnya, terkadang adalah agar dengan mudah membantu mahasiswa organisatoris, bahkan sampai ingin melindungi kampus dari hal yang tidak-tidak. Dalam dunia kampus, terkadang apa yang muncul di permukaan kampus hanyalah ketenangan, akan tetapi dibalik ketenangan itu biasanya selalu ada tsunami yang siap mengancam siapapun, menjatuhkan siapapun dalam satu sapuan yang mematikan.

Mempelajari antropologi kampus tentunya sanggup agar tidak membuat hal tersebut terjadi, sekaligus mencari cara agar ekosistem kampus dapat terhindar dari ancaman-ancaman yang dapat merusak kampus.

Materi ini diambil dari diskusi PMII yang dilakukan pada tanggal 05 November 2021 dengan bang Syarief sebagai pemateri di kampus UIN Mataram, dan ditambahkan dari materi PMII yang tersebar di jejaring sosial media offline maupun online. 



Posting Komentar untuk " Antropologi Kampus, Wajah Kampus Dalam Pandangan Mahasiswa Organisatoris"