Soal dan Jawaban Tugas UTS Metode Studi Islam Semester III PGMI UIN MATARAM
Tugas UTS Metode Studi Islam Semester III PGMI UIN MATARAM
Nama : Mahasiswa PGMI Yang Tugasnya Numpuk
NIM : 200106134
Kelas : E PGMI Semester III
Soal:
1. Jelaskan pemahaman saudara mengenai Agama sebagai objek studi, dilihat dari sisi doktrin, budaya, dan sosial ? (Bobot 15%)
2. Sumber pengetahuan dalam Metodologi Studi Islam adalah Wahyu, Akal, dan Rasa. Jelaskan dan uraikan pemahaman saudara ? (Bobot 35%)
3. Jelaskan urgensi mempelajari Studi Islam ? (Bobot 20%)
4. Kriteria kebenaran dalam epistemologi Islam bersifat korespondensi, konsistensi, dan pragmatis. Jelaskan apa maksudnya ? (Bobot 30%)
Jawaban:
1. Menurut saya, agama sebagai suatu objek studi dalam persepsi doktrin, budaya dan sosial memiliki artian yang berbeda. Misalnya saja agama dari sisi doktrin akan melihat ajaran tersebut sebagai suatu kebenaran yang absolut dan tidak bisa dibantah, dan dalam hal ini harus bisa diimani untuk setiap penganut ajaran agama itu sendiri. Misalkan saja Isra’ Mi’raj nabi Muhammad Saw. Yang memang sulit diakal akan tetapi harus diimani. Dalam hal ini, doktrin bersifat relatif dan kebenaran tersebut tidak bersifat universal, misalnya saja Islam akan mengatakan bahwa ia yang paling benar, Kristen mengatakan bahwa ajaran mereka yang paling benar, Hindu, Konghucu juga mengatakan hal yang serupa. Yang artinya dalam sudut pandang doktrin, agama adalah suatu titik yang tidak bisa diganggu gugat, walau sifatnya individu dan relatif bagi setiap pemeluknya.
Dalam sudut pandang budaya, Agama merupakan salah satu unsur kebudayaan yang universal, kendati dalam hal ini mereka memiliki tingkatan tersendiri dimana agama memiliki sifat yang sakral, sementara budaya memiliki sifat yang duniawi. Maksudnya, agama adalah hal yang diturunkan oleh Tuhan itu sendiri, sementara budaya merupakan hasil dari campur tangan manusia, entah untuk bersosial, membuat peradaban, maupun aturan.
Sementara dalam sudut pandang sosial, agama sebagai objek studi merupakan suatu relasi antara agama dan masyarakat. Yang dimana dalam hal ini, Agama dan masyarakat atau agama dan manusia tidak akan pernah bisa dipisahkan satu sama lain karena memiliki ikatan yang kuat antara satu dengan lainnya, Agama sebagai suatu ideologi tentu memiliki manusia yang mempercayainya sehingga bisa dikatakan sebagai suatu ajaran.
2. Dalam metodologi studi Islam, kita bagaimanapun tidak akan pernah terlepas dari yang namanya akal, rasa, dan wahyu, mereka kendati memiliki pengertian yang berbeda-beda namun bisa berkesinambung antara satu dengan yang lainnya. Menurut saya, wahyu sebagai suatu sumber pengetahuan dalam Metodologi Studi Islam memiliki sifat yang abstrak karena langsung berkaitan dengan Tuhan. Wahyu bisa kita katakan bagaimana Tuhan berkomunikasi atau memberikan petunjuk kepada manusia yang dikehendakinya, sementara akal merupakan kemampuan yang diberikan Tuhan kepada manusia agar bisa mengetahui tanda-tandanya, menurut saya pribadi, akal adalah penguat, sebab apa yang kita dapatkan melalui rasa maupun wahyu tentu akan langsung diproses dalam akal manusia. Sementara rasa, ia merupakan suatu kepastian yang ada dalam setiap insan karena setiap manusia telah diberikan hal yang bernama ‘indera’. Rasa memang kerapkali dikaitkan dengan perasaan atau hati sehingga terkadang memiliki penjabaran tersendiri. Ketiga hal tersebut; Akal, Wahyu dan Rasa, memang memiliki pengertian yang berbeda, akan tetapi memiliki tingkatan yang berbeda dan berkesinambungan antara satu dengan lainnya. Wahyu lah yang memiliki tingkatan yang paling tinggi, karena kerap merasuk kedalam jiwa tanpa adanya proses akal sebab langsung berasal dari Tuhan, sementara yang lain terkadang terjadi karena adanya hal empiris dan rasionalis dalam diri manusia.
3. Metodologi Studi Islam sangat urgent untuk dibahas sebab berkaitan dengan ajaran Islam yang berlandaskan kepada Al-Quran dan Hadis itu sendiri, sementara, kedua hal tersebut memiliki sifat yang dinamis dan bisa sejalur dengan zaman yang ada. Dalam pandangan saya pribadi Al-Quran memiliki sifat yang enigma atau rahasia, sebab ia terdiri dari yang tekstual maupun kontekstual, hal inilah yang pada akhirnya membuat Al-Quran dan Hadis menjadi suatu kitab yang tidak akan pernah bisa selesai untuk dibahas karena sifatnya itu sendiri, ia akan memiliki penafsiran terus-menerus dan pengkajian secara mendalam. Hal itulah yang menyebabkan mempelajari studi Islam sangat urgent untuk dibahas, karena jika kita pikirkan, sebenarnya yang kita kaji bukan hanya Al-Quran dan Hadis sebagai objek fisik, melainkan Tuhan sebagai objek yang abstrak.
4. Dalam epistemologi Islam, kebenaran bersifat korespondensi, konsistensi, dan pragmatis yang dimana hal ini merujuk pada teori kebenaran itu sendiri (The Theory of Truth). Teori korespondensi atau The Correspondance Theory of Truth merupakan suatu pandangan kebenaran yang dimana bahwasanya kebenaran merupakan kesesuaian antara pernyataan tentang sesuatu dengan kenyataan sesuatu itu sendiri. Misalnya saja Ibu kota Lombok adalah Mataram, yang dimana hal ini pernyataan dan kenyataan ini berjalan satu alur dan memang begitu kenyataannya.
The Consistency of Truth atau kebenaran konsistensi (terkadang disebut teori koherensi) merupakan sebuah teori kebenaran yang dimana, teori ini memiliki pandangan bahwa kebenaran merupakan kesesuaian antara suatu pernyataan yang ada dengan pernyataan-pernyataan lainnya yang sudah lebih dahulu diketahui, diterima dan diakui sebagai benar. Misalnya saja kita mengetahui bahwa jumlah jenis bangunan ruang segitiga adalah 180 derajat, jika nantinya ada yang menyatakan jika jumlah sudut semua jenis bangun ruang segitiga di kurang atau lebih daripada itu maka tanpa harus melihat bukti nyata segitiga tersebut, kita bisa menilai bahwa pernyataan tersebut salah karena tidak sesuai dengan postulat atau dalil.
Teori Pragmatis atau The Pragmatic Theory of Truth adalah suatu pandangan yang memandang bahwa suatu kebenaran atau pernyataan dapat diukur menggunakan sebuah kriteria apakah pernyataan tersebut bersifat fungsional atau tidaknya dalam kehidupan praktis. Atau dengan kata lain, “Suatu pernyataan adalah benar jika pernyataan itu mempunyai kegunaan praktis dalam kehidupan manusia”. Hal ini menyebabkan kebenaran dalam pandangan inimemiliki sifat yang relatif dan tidak pasti, sehingga tidak bisa dikatakan sebagai kebenaran yang absolut. Contoh teori ini misalnya saya mengemukakan ide untuk menciptakan mesin pemotong padi, ide tersebut terus saya kembangkan sampai mesin tersebut tercipta sehingga mempermudah kehidupan masyarakat dan dapat digunakan dengan baik, nah, karena mesin padi yang saya ciptakan tersebut dianggap benar, karena apa? Karena ia memiliki fungsi atau kebergunaan yang nyata dalam masyarakat.
Soal UTS Metodologi Studi Islam Semester III PGMI |
Posting Komentar untuk "Soal dan Jawaban Tugas UTS Metode Studi Islam Semester III PGMI UIN MATARAM"