Mengapa Indonesia Memberikan Investor Asing Mencari Harta Karun di Indonesia?
Mengapa Indonesia Memberikan Investor Asing Mencari Harta Karun di Indonesia?
![]() |
Ilustrasi Harta Karun di Lautan Indonesia (Martin Str/Pixabay) |
Indonesia adalah negara maritim,
negara yang dikelilingi lautan yang luas dan bergejolak yang tentu saja
memungkinkan adanya kapal yang jatuh kedalam samudera, bahkan tidak hanya itu,
lautan-lautan di Indonesia juga kerapkali menjadi medan pertempuran antara colonial
dengan sekutu, atau colonial dengan Indonesia. Beberapa pertempuran yang
terkenal seperti pertempuran laut Jawa memiliki akhir dengan tenggelamnya kapal
De Ryeuter, Java, dan beberapa kapal lainnya.
Namun tentu saja kapal yang
tenggelam di Indonesia tidak semuanya tenggelam karena pertempuran, laut adalah
sebuah enigma yang bergejolak, badai bisa datang silih berganti dan membuat apa
yang dihampirinya menjadi sebuah tragedi.
Menurut Okezone, diperkirakan ada
463 titik tempat tenggelamnya kapal-kapal yang memungkinkan memiliki benda historis
didalamnya yang berdaya jual tinggi, namun mengapa Indonesia tidak mengeksploitasi
tempat-tempat itu? Mengapa Indonesia memberikan Investor asing untuk
mengambilnya?
Alasan-Alasan Mengapa Indonesia Memberikan Investor Asing Mencari Harta Karun di Indonesia
Alasan pertama kenapa hal
tersebut terjadi karena adalah uang untuk melakukan penyelidikan tidaklah
sedikit, Biaya setiap pengangkatan benda muatan kapal yang tenggelam bisa
mencapai USD500 ribu hingga USD1 juta dengan resiko yang besar.
Melakukan penyelaman demi mencari
muatan kapal yang berharga memiliki konsekuensi yang tinggi, diantaranya adalah
kemungkinan tidak ditemukannya benda berharga yang bisa membuat para investor
Indonesia tidak ‘balik modal’ karena sejatinya laut adalah sebuah tempat yang luas
dan mengandung banyak misteri.
Walau Indonesia tercatat memiliki
463 titik benda muatan kapal yang memiliki potensi ekonomi sekitar USD500 ribu
sampai USD1 juta, namun faktor rasio ‘balik modal’ lah yang menjadi alasan
kenapa hal tersebut tidak dilakukan.
Titik-titik kapal tenggelam di
Indonesia yang sebanyak 463 itupun yang baru di survei sekitar 25% dan baru sekitar
3% yang telah di eksploitasi, padahal, menurut Asosiasi Perusahaan Pengangkatan
dan Pemanfaatan BMKT Indonesia menilai bahwa setiap titik lokasi BMKT bisa
bernilai USD800 hingga USD 126 ribu per bulan bila dijadikan bahan untuk
mendongkrak pariwisata.
Mengapa Pihak Asing Diperbolehkan?
Pihak asing diperbolehkan untuk
melakukan eksploitasi sebab selain alasan diatas tadi, alasan lainnya adalah
pihak asing harus membagi hasil dengan Indonesia yang telah memberikan izin
untuk mengeksploitasi. Setidaknya keuntungan dibagi antara negara dan para investor,
hal ini tentu menguntungkan bila dijadikan sebagai alasan untuk mendongkrak
perekonomian, terlebih benda-benda di Indonesia memiliki pasar yang cukup
tinggi di kancah International.
Eropa memiliki pasar yang tinggi
dalam benda-benda antic, dan Indonesia tentunya memiliki ribuan benda antik yang
terkubur di lautan dan daratan yang belum tereksplorasi, tentunya ini akan
menjadi keuntungan sendiri untuk kedua belah pihak bila harga benda antik
tersebut dilelang di pasar internasional.
Pada tahun 2014 sendiri,
Indonesia mendapakan peralihan benda-benda antik dari museum Belanda yang
menutup karena masalah dana, jumlahnya sekitar 1.500 ribu benda bersejarah yang
bernilai. Kini benda bersejarah tersebut telah tiba di tanah air sejak 23
Desember 2019 dan masih dalam proses pendataan sebelum dipamerkan. Jika
kekayaan budaya Indonesia sebanyak itu, bagaimana dengan kekayaan yang belum
terjamah?
Opini
Menurut Q&A sendiri, Hal ini
tentunya adalah hal yang memalukan sebab pemerintah seharusnya terus melakukan pelatihan
dan survey terhadap lokasi-lokasi dimana muatan berharga bisa ditemukan, dengan
adanya survey yang terus dilakukan maka persentase ditemukannya barang berharga
akan semakin meninggi dan pemerintah jadinya tidak perlu takut terkait
ditemukannya barang berharga tersebut atau tidak.
Alasan kami setuju mengapa BMKT
sebaiknya diangkat sendiri adalah karena batasan untuk investor asing masih
belum diketahui, jika kita meruntut kepada psikologi para investor yang mencari
‘untung’ dalam BMKT tersebut, kita patut menaruh curiga karena bisa jadi eksplorasi
yang dilakukan pihak asing bisa menjadi boomerang untuk Indonesia karena
diperkirakan mereka akan melakukannya secara berlebihan.
Pemerintah semestinya melakukan
pengangkatan sendiri walaupun sulit, kita tidak bisa terus menerus bergantung
kepada para investor asing karena Indonesia adalah bangsa yang seharusnya
berdikari, berdiri dibawah kaki sendiri.
Memberikan izin kepada investor
untuk mengelola laut tersebut bisa mengakibatkan Indonesia kehilangan nilai
historisnya sendiri, budaya dan pengetahuan yang terkandung juga bisa jadi akan
hilang, terlebih menurut CNN, benda-benda berharga di Indonesia memiliki pasar
yang tinggi di Eropa, hal itu tentu saja bisa mengakibatkan Indonesia memiliki
kerugian yang lebih tinggi daripada untung yang akan didapatkan.
Kesimpulan:
Indonesia memiliki lautan yang
luas dimana ribuan peristiwa telah terjadi dan lautlah yang menjadi saksinya,
sebelum dunia perang kedua terjadi, terdapat banyak kapal-kapal di laut
Indonesia yang tenggelam karena badai dan masalah-masalah lainnya, dan sekarang
hal itulah yang menjadi sebuah pertanyaan apakah benda berharga yang terkubur
di laut Indonesia akan dikelola Indonesia atau dikelola pihak asing?
Seperti yang kita ketahui ada 463
titik berharga di Indonesia yang menjadi acuan BMKT namun hanya sekitar 25 %
yang di survei dan baru 3% yang telah di eksploitasi, Indonesia memiliki
peluang untuk mengangkat benda-benda tersebut walau ongkos untuk melakukannya
berat dan memiliki resiko kerugian yang cukup tinggi. Namun tentu saja, nilai
historis, budaya dan pengetahuan yang terkandung didalamnya berpotensi membuat
Indonesia memiliki keuntungan pasif dalam mendongkrak pariwisata sebanyak
USD800 hingga USD126 ribu per bulan.
Memang tidak ada salahnya bila pemerintah
melakukan ini demi menyelamatkan perekonimian, namun sanggupkah Indonesia
kehilangan budaya dan nilai sejarah yang seharusnya dimiliki bangsa sendiri? Mampukah
bangsa menanggung malu bila apa yang seharusnya menjadi milik Indonesia diambil
oleh bangsa lain?
Masih ada jutaan mozaik sejarah
Indonesia yang belum terpenuhi, yang semestinya tersusun satu demi satu agar
peristiwa-peristiwa yang pernah terjadi dapat terungkap kebenarannya, kami
percaya bahwa Indonesia adalah negara yang kuat karena mampu bersatu mengusir
para penjajah, dan tentunya adalah hal yang tidak mungkin bila kehebatan
tersebut tidak bisa digunakan untuk mengambil benda berharga didalam lautan.
Indonesia hanya memerlukan lebih banyak survey, lebih banyak data dan
tekhnologi untuk mengangkat benda-benda antik tersebut, karena tentu saja kita
tidak mau Indonesia kehilangan kebudayaannya, juga nilai historis yang
seharusnya ada di benda-benda tersebut. Itulah alasan Mengapa Indonesia Memberikan Investor Asing Mencari Harta Karun di Indonesia, Menurutmu?
Referensi:
Republika, Investasi Asing, Siapa Yang Diuntungkan?
CNN, Untung Rugi Izinkan Investor Gali Harta Karun Indonesia
Okezone, Berat di Ongkos, Investor Asing Boleh Ambil Harta Karun di Indonesia
Detik, 1500 Koleksi Bersejarah Pulang Dari Belanda ke Indonesia
Wikipedia, Pertempuran di Laut Jawa
Posting Komentar untuk "Mengapa Indonesia Memberikan Investor Asing Mencari Harta Karun di Indonesia?"