Freestyle di Free Fire Diikuti Anak-Anak, Haruskah Free Fire Dihapus?
Freestyle di Free Fire Diikuti Anak-Anak, Haruskah Free Fire Dihapus?
Baru-baru ini kita mendapati
berita yang sedang naik daun, yaitu berita tentang anak-anak yang melakukan
freestlye saat melakukan sholat. Hal yang salah tersebut tentu saja membuat masyarakat
geram karena perilaku tersebut secara langsung melecehkan agama Islam, apalagi
karena bocah-bocah tersebut juga sadar saat melakukannya.
Sadar? Ya benar, sadar. Jika kita
berpikir sejenak, tidak mungkin kita akan mendapati rekaman orang yang sedang
sholat tiba-tiba freesytle dengan begitu baiknya kecuali hal tersebut telah
direncanakan sebelumnya.
Tidak mungkin pula kita akan
mendapatkan begitu banyak video di waktu yang bersamaan terkait permasalahan
yang sama, yang berarti, hal ini membuat kami menyimpulkan bahwa semua hal
tersebut dilakukan oleh anak-anak secara sadar, dan lebih mengerikannya,
bangga.
Kebanggaan dalam melakukan kesalahan
adalah spekerjaan terburuk yang pernah dilakukan umat manusia, apalagi bila
kesalahan itu dilakukan dengan akal pikiran yang masih ada didalam kerangka
kepala.
Mereka, anak-anak itu juga secara
tidak langsung sedang belajar menjadi seorang koruptor karena koruptor adalah
salah satu makhluk yang bangga akan pekerjaannya walau tahu hal itu adalah
suatu tindakan yang dapat merugikan orang lain.
Jika kita tidak melakukan
tindakan yang aktif, maka kita akan melihat suatu saat nanti anak-anak ini akan
tetap melakukan hal yang sama, dan bahkan bisa jadi tindakannya akan lebih
merugikan orang lain lagi di masa depan.
Apa Kita Akan Menghukumnya? Mereka Hanya Anak-Anak!
![]() |
Anak kena Bullying (Gambar dari Pixabay/Gerd Altmann) |
Karena mereka masih anak-anak
maka kita semestinya menindak mereka. Ini adalah masa keemasan mereka dan akan
menentukan akan menjadi apa mereka suatu saat nanti. Dan bila tidak ada
tindakan yang terjadi, maka mereka bisa melakukan hal yang lebih buruk suatu
saat nanti.
Kita sebagai manusia tentu akan
merasa sedih bila harus menghukum anak kita sendiri, namun hal tersebut
seumpama anda membuat cincin berlian yang berkualitas, ia harus dipotong,
dipanaskan, di palu, dipanaskan kembali, sampai ia benar-benar menjadi cincin
berlian yang berharga.
Hanya karena mereka anak-anak
bukan berarti kita akan membiarkan mereka melakukan apa yang mereka mau dan
terus memberikan apa yang mereka inginkan. Harus ada hukuman yang efektif
sebagai pengingat bahwa tindakan tersebut adalah suatu hal yang tidak boleh
dilakukan.
Kita tentu tahu bahwa anak-anak
tersebut tidak bermain dengan hal yang remeh temeh, ini bukan petasan yang bisa
dinyalakan lalu kemudian ditembakkan ke langit, ini agama, dan agama adalah
suatu hal yang sakral di dunia ini.
Agama adalah ajang atau cara
manusia berhubungan dengan tuhannya, dan semestinya hal tersebut tidak di
ganggu gugat. Memang mereka hanyalah anak-anak, namun teguran dan nasehat orangtua
kepada anaknya akan sangat berarti di kemudian hari agar mereka tidak
mengulangi.
Mengapa Anak-Anak Berani Melakukan Tindakan Tidak Bermoral Tersebut?
Jawabannya sederhana, karena tidak
ada peran orangtua disana.
Pada hakikatnya orang tua memiliki
tanggung jawab terbesar dalam mendidik anak mereka, terlepas dari apakah
tekhnologi semakin maju atau tidak, namun peran orangtua akan selamanya melekat
sampai anak mereka benar-benar dewasa.
Namun kita harus mengambil
kenyataan bahwa zaman sekarang adalah zaman yang rumit, karena semua umat
manusianya ingin sesuatu secara instan. Dan hal tersebutlah yang menjadi inti
permasalahan yang terjadi seperti saat ini.
Keinginan akan sesuatu yang
instan-lah yang menyebabkan banyak kerusakan terjadi, sama seperti yang terjadi
belakangan ini, hal itu bermula dengan adanya orang tua yang tidak memiliki
hubungan intens dengan anaknya, bahkan sampai diri mereka sendiri tergantikan
oleh gadget.
Kita juga kerapkali melihat anak-anak
yang ingin diperhatikan namun malah berujung diberikan gadget agar mereka tidak
menangis, padahal sebenarnya bukan gadget yang anak inginkan, namun perhatian.
Menurut Alodokter, salah satu dampak
dari tidak adanya perhatian kepada anak adalah krisis kepercayaan diri yang
dapat menyebabkan anak merasa tidak dihargai, tidak dicintai, dan tidak
dipedulikan[1].
Hal tersebut tentu akan berbahaya
bagi pertumbuhan anak karena ia akan berurusan dengan urusan mental, yang dimana
mental dan kejiwaan pada manusia terletak pada otak alam bawah sadar mereka.
Dan bila hal tersebut terus berlanjut,
maka anda sebagai orang tua harus siap dengan perkembangan anak anda yang tidak
normal dan menuju keburukan. Karena mereka yang tidak diperhatikan saat masih
kecil memiliki potensi untuk melakukan kriminalitas saat dewasa.
Bahkan jika kita melihat
koran-koran sekarang, banyak remaja yang terjerumus pada hal yang tidak-tidak,
dari aksi tawuran sampai narkoba, bahkan menurut Dale Carnegie sendiri, remaja
melakukan tindakan kriminalitas agar ingin merasa dihargai, mereka ingin nama
mereka bersanding dengan para tokoh yang berprestasi, namun mereka tidak mampu.
![]() |
Ilustrasi Anak Tidak Bermoral (Gambar dari Biennale/Pixabay) |
Akhirnya, mereka mengambil jalan
pintas dengan cara menjadi nakal, mungkin pada awalnya mereka hanya berani
membolos dan sesekali merokok, namun tanpa adanya perhatian dari orang tua
secara terus menerus, mereka menjadi semakin brutal.
Orangtua harus tetap memberikan
anak mereka perhatian, mengurus mereka dengan sebaik-baiknya dan mengapresiasi
mereka bila mereka melakukan hal-hal yang positif. Dengan begitu, maka mereka
akan tertarik untuk menjadi lebih baik dan akan meninggalkan keburukan.
Masalah remaja adalah masalah seluruh
umat manusia dan kita semestinya harus ikut andil dalam memperbaiki masalah
tersebut. Saya dan anda suatu saat nanti akan menjadi orangtua, dan sudah
sepatutnya kita menjaga anak kita esok dengan memperbaiki generasi saat ini.
Dan terakhir, pesan dari kami hanya
satu, cobalah untuk memberikan waktu kepada anak anda walau anda harus
mati-matian mencari nafkah dan tidak memiliki waktu luang bersamanya. Lupakanlah
gadget, sebab gadget kenyataannya memberikan dampak yang lebih buruk daripada
kebaikan yang dibawanya.
Ketahuilah, Setitik waktu dari
anda akan menyelamatkan jiwa yang bersemayam dalam diri anak anda, dan suatu
saat nanti, setitik waktu yang anda berikan kepadanya akan membuat ia merasa
begitu berharga, membuat ia tahu bahwa dirinya memiliki tujuan untuk hidup dan
memiliki makna.
Dan semua itu berasal dari anda,
orangtua.
Apakah Free Fire Harus Dihapus?
Mengenai hal ini kami memberikan
segala kewenangan terhadap pemerintah dan kami tidak mau terlalu ikut campur.
Alasan kami sederhana, kami percaya bahwa dihapus atau tidaknya Free Fire
kejadian seperti itu akan terulang kembali bila tidak ada bimbingan berarti
dari orangtua.
Penghapusan game tersebut bisa
jadi akan membawa demo dari bocil-bocil Free Fire, mereka mungkin akan membuat
grup tersendiri dan akan menyerang siapapun secara digital dengan kalimat-kalimat
toxic, dan bisa jadi, melakukan report.
Namun tentu saja, perilaku
tersebut tidak akan terlalu berarti, sebab seiring berjalannya waktu, game itu juga
akan dilupakan. Perang digital antara pro dan kontra penghapusan game tersebut
juga akan terjadi, dan bisa berlangsung cukup lama.
Sementara dampak baik penghapusan
game tersebut bisa jadi akan membuat rasio melakukan freestyle saat sholat
berkurang, dan bila dilakukan secara permanen, maka perilaku tersebut bisa jadi
akan hilang.
Namun sekali lagi, kami dari
Lastquestions tidak ingin ikut campur mengenai hal tersebut. Dihapus atau
tidaknya game tersebut sekali lagi kami berikan kewenangan kepada pemerintah. Namun
kami memiliki solusi yang mungkin bisa dijadikan referensi, yaitu perjanjian.
Perjanjian bisa dilakukan dari
pemerintah kepada pengguna Free Fire dengan petisi bahwa bila hal yang mengganggu
keagamaan terulang kembali, maka game tersebut harus dihapuskan dan permainanya
dilarang di Indonesia.
Untuk saat ini, lebih baik
memberikan dispensasi terhadap para pemain dengan cara mengurangi permainan
Free Fire, setidaknya 3 jam dalam sehari. Namun hal ini adalah opsional, bisa
dilakukan, bisa juga tidak.
Kesimpulan:
Kasih sayang dan perhatian adalah
hal yang penting untuk tumbuh kembang anak, tanpa adanya perhatian, maka anak dan
remaja akan merasa dirinya tidak dihargai sehingga mereka ujung-ujungnya
mencari perhatian dengan melakukan tindakan kriminal.
Adanya peran orangtua dalam
tumbuh kembang anak memiliki peran yang begitu besar, karena masalah yang terjadi
saat ini adalah akibat dari jiwa-jiwa anak yang tidak diperhatikan orangtuanya
sehingga mereka tidak tahu bahwa hal itu adalah suatu kesalahan.
Dan masalah freesytle anak
Freefire ketika sholat, hal tersebut harus ditindaklanjuti, setidaknya orangtua
harus memberikan lebih banyak perhatian kepada anak agar jiwa mereka terjaga
dengan baik sehingga proses menuju kedewasaan mereka tidak mengalami gangguan
yang berarti.
Sekian dari Lastquestion, dan
terima kasih.
[1] Alodokter, Akibat Anak Tidak Dihargai Dan Diperhatikan
Dale Carnegie, Bagaimana Mencari Kawan dan Mempengaruhi Orang Lain
Posting Komentar untuk "Freestyle di Free Fire Diikuti Anak-Anak, Haruskah Free Fire Dihapus?"