Apakah Akal Manusia Memiliki Batasan?
Apakah Akal Manusia Memiliki Batasan?
Tuhan memberikan kita akal untuk
berpikir, namun tentu kita harus bertanya kepada diri kita sendiri, apakah akal
terbatas? Kita tentu mengetahui bahwa otak kita hanyalah memiliki 2 persen
berat dari keseluruhan tubuh kita namun memiliki kemampuan yang sangat dahsyat.
Diantara kemampuan itu adalah kemampuan untuk menampung jutaan data dan menebak
masa depan.
Namun pertanyaan apakah akal
manusia memiliki batasan tentu tidak bisa terjawab hanya dengan fakta tersebut,
hal itulah mengapa kali ini Last Question mengangkat tema yang cukup berat
disertai bukti-bukti yang bisa dipertanggung jawabkan.
Bukti-Bukti Otak Tidak Terbatas dan Memiliki Batasan
Bukti Otak Tidak Terbatas
Paul Rebber sendiri mengatakan
bahwa otak manusia dapat mencapai 2,5 petabyte
(juga gigabyte) atau setara dengan video recorder televisi yang mampu menyimpan
tiga juta jam serial televisi yang membuat kita mampu menghabiskannya hingga
300 tahun[1].
Hal itu sendiri ditulisnya dalam artikel
di Scientific American.
Otak bahkan memiliki kemampuan
yang disebut neuroplasticity yang biasa dimiliki oleh para tuna netra.
Kemampuan ini adalah kemampuan yang membuat otak kita bisa melihat dengan
telinga.
Studi dari Proceedings of the
National Academy of Sciences pada tahun 2011 membandingkan cara kerja orang
dengan penglihatan normal dengan tuna netra dan menemukan perbedaan yang
signifikan.
Hal itu dikarenakan bagian otak
yang biasa memproses informasi dan mata terhubung dengan bagian yang menerima
informasi dari telinga. Hal ini membuat pendengaran menjadi lebih sensitif.
Memang banyak kemampuan otak yang
belum terjamah, karena otak memiliki kemampuan yang sangat besar dan misterius. Makoto Shichida sendiri dalam
bukunya yang berjudul The Mystery of The Right Brain menulis bahwa otak
kanan sanggup melakukan pekerjaan ESP yang diantaranya adalah Telepati, Peramalan,
Psikometri, Prekrognisi, dan Psikokinesis.
Makoto Shicida bahkan
menulis bahwa otak kanan adalah otak intuitif yang mempunyai kekuatan bathiniah
serta mampu menerima informasi sebagai getaran kosmik. Otak kanan memiliki
kemampuan mistis yang kekuatannya melebihi ruang dan waktu namun sulit dilihat
oleh mata telanjang.
Beberapa bukti mengapa Makoto
Shicida mengatakan hal ini adalah bahwa seorang wanita (E.I) dari Tokyo mampu
melihat masa depan dengan imaji dalam pemikirannya, namun sayang, perempuan itu
mendapatkan masalah ketika menceritakannya kepada keluarga dan teman sekelasnya
dan menyebut E.I pembohong dan terkena gangguan kejiwaan. Dia bahkan hampir
dimasukkan kedalam rumah sakit jiwa.
Bukti lainnya adalah pengalaman
dari Kuniyoshi Ikeda, penulis buku Nostradamus Prophecies yang terkenal
pernah bercerita bahwa ketika ia belajar di kelas, dinding kelasnya menjadi
hilang dan ia bisa mendengar sekaligus menyerap pelajaran yang diberikan pada
tiga kelas berbeda secara simultan. Ia selalu mendapatkan nilai tinggi karena
mampu memanggil kembali secara visual segala sesuatu yang telah dipelajarinya.
Hal tersebut tentu bisa menjawab
bahwa masih banyak kemampuan otak yang belum terjamah, terlebih otak kanan kita
aktif pada saat kita masih kecil dan semakin hilang saat otak kiri kita mulai
mendominasi. Namun apa itu menjawab apa apa otak memiliki batasan? Kita akan
beralih kepada bukti oposisi.
Baca Juga: Apa Yang Terjadi Setelah Kita Mati?
Bukti Otak Memiliki Batasan
Banyak yang mempercayai bahwa
manusia saat ini hanya menggunakan 10% kemampuan
dari otaknya, namun sungguh disayangkan, anggapan itu adalah suatu kekeliruan
karena dilansir dari Kominfo, sebenarnya manusia menggunakan semua bagian dari
otak yang aktif setiap saat meski tidak semua bagian otak bekerja disaat yang
bersamaan.
Para peneliti telah menemukan bahwa
dalam 24 jam, seluruh bagian otak akan bekerja. Sebab ketika manusia tidur juga
otak ikut serta beristirahat, namun tetap ada bagian otak yang tetap aktif,
yaitu korteks frontal dimana fungsinya adalah untuk berpikir, menyadari
dirinya, dan mengenali lingkungan[2].
Dari hal ini, kita bisa
mengatakan bahwa anggapan manusia belum menggunakan 90% otak lainnya adalah
suatu kesalahan.
Sebagai manusia, kita tentu akan
mengatakan bahwa otak manusia tidak memiliki batasan, juga beranggapan bahwa
akal yang diberikan tuhan tentu tidak terbatas karena tuhan memberikan kita
pemahaman untuk memahami ciptaan dan kebesaran-Nya.
Bahkan sebagian atheis yang tiada
mempercayai tuhan percaya bahwa otak tidak memiliki batasan dan mempercayai
bahwa sains akan mampu membuka hal-hal yang diluar nalar manusia. Namun
sebagian lagi mempercayai bahwa otak memiliki batasan, karena bila batasan otak
dilewati akan terjadi hal yang bernama lunacity, atau bahasa sederhananya,
kegilaan.
Faktanya, kita tentu seringkali mendengar
banyak manusia yang menjadi gila karena keilmuannya. Bahkan Al-Hikam sendiri
adalah salah satu buku yang takut untuk didalami dan dipahami karena dapat
membuat gila penelaahnya.
Kegilaan tersebut tentu akibat
ketidakmampuan, fisik, rohani, dan otak manusia yang kenyataannya
terbatas. Bahkan menurut Kumparan.com, kegilaan yang terjadi saat mempelajari
spiritualitas salah satunya adalah karena hilangnya sukma atau tubuh astral dari
dalam diri manusia, dan bila orang kehilangan sukma, maka yang akan tersisa
hanyalah jasad dan nyawa saja, sementara orang itu tidak lagi mengenali dirinya
sendiri[3].
Ketidakmampuan otak juga
sebenarnya telah terjadi sejak dulu, bahkan sampai saat ini, perkara zat tuhan
tidak pernah ada yang berhasil dan malah berujung pada bipolar disorder. Sama
seperti fisik yang bila terus dipaksakan maka akan menyebabkan over-trainning dan
pada akhirnya lunglai[4].
Walaupun otak kanan dapat meramal
dan melihat masa depan, sampai saat ini pun belum ada yang benar-benar mampu memprediksi
kapan kiamat akan terjadi, ramalan seperti 2012 yang sampai diangkat menjadi
film pun pada akhirnya menjadi olok-olokkan karena kekeliruannya. Hal ini tentu
saja dapat menjadi bukti kalau otak manusia memiliki batasan.
Bukti ketidakmampuan otak antara
lain diungkapkan TGH. Hasanain Djuani dalam bukunya yang berjudul LorongKerikil Tuan Guru juga mengungkapkan bahwa di masa lampau, batasan-batasan
akal pernah ingin ditembus namun berujung pada kegilaan.
Diantaranya adalah pernah
dilakukan oleh Van Goh yang berkhayal
mampu melukis surga dan berakhir pada kegilaan, calon peraih nobel matematika Jhon
Forbes Nash. Jr yang hendak menghitung berbagai formula materi melalui rumus
kuantum matematika juga pada akhirnya gila, selain itu juga ada Hiraoka
Kimitake atau lebih terkenal dengan nama samarannya Yukio Mishima, seorang
sastrawan Jepang paling berpengaruh pada abad ke-20 juga pada akhirnya gila
karena berkhayal dapat menaikkan semangat patriotisme Jepang menjadi nomor satu
di dunia. Yukio Mishima pada akhirnya bunuh diri, atau tepatnya, ia menyuruh
murid-muridnya untuk membunuhnya.
Dari hal ini kita bisa menyimpulkan
bahwa kita memiliki kadar yang tidak bisa kita lampaui, dan apabila kita
memaksa untuk melampaui kadar itu, kita akan mendapatkan konseskuensi yang
pedih, yaitu kegilaan dan bahkan bunuh diri.
Kita bisa mengatakan bahwa otak akan
terus berevolusi seiring dengan kemajuan tekhnologi dan sains. Namun dapatkah
manusia menembus pengetahuan itu tanpa terjadi kegilaan ataupun bunuh diri? Hanya
waktu yang akan menjawabnya.
“Apakah Otak Tidak Terbatas? Atau Kita Yang Tidak Mengetahui Batasannya?”-LastQuestion
Kesimpulan:
Manusia pada hakikatnya adalah
makhluk hidup yang berakal dan selalu mengedepankan akalnya. Namun pertanyaan
apakah otak memiliki batasan tetaplah menjadi suatu perdebatan yang seru dan
saling tentang antara satu dengan yang lainnya.
Makoto Shichida percaya bahwa
otak kanan sanggup menembus ruang dan waktu, namun dapatkah otak kanan melampaui
batasan akal manusia? Hal itu masih menjadi misteri. Bahkan sampai saat ini,
walaupun otak kanan dianggap mampu untuk meramal, belum ada satupun yang mampu
menjawab kapan akhir dari dunia, karena itu adalah suatu perkara ghaib.
Untuk para atheis, mungkin
sebagian dari mereka akan mengatakan bahwa otak tidak terbatas, dan sebagian lagi
tidak. Begitupula dengan para agamawan. Namun pada akhirnya pertentangan ini
hanya membuat kita berada pada suatu kesimpulan dimana manusia masih memiliki
ketidaktahuan akan perkara-perkara metafisik (ghaib), yang pada akhirnya hanya sanggup
dijawab oleh waktu.
Semoga ini membuat anda mengetahui apakah akal manusia memiliki batasan atau tidak.
[4] Lorong Kerikil Tuan
Guru Karya TGH. Hasanain Djuani, Lembaga Pengkajian-Publikasi Islam dan
Masyarakat (Leppim) IAIN Mataram. Cet. Pertama, hal. 71
[5] Misteri Otak Kanan, Mengungkap Misteri Otak Kanan Untuk Membuat Anak Jadi Genius, Makoto Shichida , Ed. D, PT Elex Media Komputindo, Cetakan Ketiga hal. 2
Posting Komentar untuk "Apakah Akal Manusia Memiliki Batasan?"