Kapan Kita Akan Mati?
Kapan Kita Akan Mati?
B |
erbicara tentang kematian selalu
membawa kita pada ketidaktahuan umat manusia akan waktu. Kematian adalah suatu
hal yang misterius dan tidak bisa diduga oleh siapapun, ia datang bagaikan
badai dan berlalu begitu cepatnya, meninggalkan tubuh kita tergeletak tidak
berdaya dan menjadi seonggok daging yang menjadi incaran microba.
Anda dan saya mungkin pernah
menanyakan hal yang sama; kapan kita akan mati? Kendati kita menemukan
sebuah kenyataan dimana satu persatu orang yang kita kenal meninggalkan kita
dan kita berada enam meter diatas tubuh mereka yang dikubur.
Namun pertanyaan akan kematian
tidak akan pernah bisa terjawab oleh siapapun, bahkan oleh peramal sekalipun.
Sebab kematian hanyalah masalah waktu dan waktu adalah suatu hal yang lama
untuk ditunggu.
Namun untuk membahas hal ini,
kita mungkin bisa menggunakan matematika sederhana, yaitu dengan mengurangi
persentase hidup kita dengan apa yang dapat mengurangi kesehatan yang kita
miliki. Misalnya, merokok ataupun menggunakan narkotika. Hal tersebut tentu
tidak bisa dijadikan acuan, namun untuk menjadi perhitungan, kenapa tidak?
Ilustrasi Pertanyaan Kapan Kita Akan Mati (Gambar dari Pixabay/Maxmiliano Eztafez) |
Baca Juga: Mengapa Menjadi Penulis di Indonesia Adalah Pekerjaan Bunuh Diri?
Penelitian Tentang Waktu Kematian
Sebuah penelitian tentang
memprediksi kematian pernah dilakukan beberapa kali, misalnya seperti yang
dilansir dari BBC, yang mengatakan bahwa potensi kematian begitu rendah ketika
kita mencapai usia dewasa dan memiliki potensi untuk mendapatkan anak. Namun
semakin lama, tubuh kita akan semakin menua dan imunnitas tubuh akan menurun. Potensi
kematian akan semakin meningkat kian waktu, walau lamban pada awalnya, namun
potensi kematian menjadi cepat dan semakin cepat sampai kita bertambah tua dan
mati[1].
Penelitian berbeda pernah
dilakukan oleh Russia, dilansir dari Liputan6.com, pendiri perusahaan rintisan
biotek Rusia yang bernama Gero, mempercayai bahwa beberapa indikator seperti
tekanan darah dapat mengungkapkan banyak informasi mengenai kesehatan dan
risiko kematian seseorang.
Hal itulah yang mendasari penelitian
bersama dengan para ilmuawan dari MIPT (Institut Fisika dan Teknologi Moskow),
menganalisa data klinis dari 10 ribu orang berdasarkan Survei Kesehatan dan
Gizi Nasional (NHANES) dari tahun 2003 hingga 2006.
Survei tersebut berisi informasi
tentang bagaimana orang-orang dengan kondisi kesehatan yang berbeda bergerak
saat menggunakan pelacak kebugaran. Dr. Peter Fedichev, direktur Gero dan
kepala laboratorium MIPT berkata:
"Orang yang sehat dan muda
dapat dengan mudah beralih dari istirahat ke gerakan-gerakan cepat, tetapi
orang yang sakit atau lanjut usia harus bangkit dari kursi secara perlahan dan
bertahap," Fedichev selanjutnya menjelaskan bahwa algoritmanya dapat
mengungkapkan orang-orang yang memiliki harapan hidup lebih pendek dibandingkan
dengan rata-rata populasi[2].
Menurut penelitian tersebut, jaringan
syaraf sudah bisa mendeteksi suatu gejala dari gangguan detak jantung atau
irama jantung yang disebut aritmia. Dalam data elektrokardiogram (EKG) manusia
bisa mengambil penanda biologis (biomarker) usia dari tes darah dan kemudian
memprediksi kematian berdasarkan catatan medis elektronik.
Hal tersebut kemudian
dikembangkan oleh para ilmuawan dan digabungkan dengan Artificial Intelegent
untuk penilaian risiko kesehatan berdasarkan aktivitas fisik manusia. Bahkan
cukup satu minggu untuk melakukan pengukuran aktivitas sekaligus memprediksi
usia biologis dan risiko kematian.
Namun tentu saja, hal-hal diatas
hanyalah sebuah data dan statitiska belaka. Bahkan dalam penelitian yang telah
dilakukan, rata-rata umur masyarakat Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan
berakhir pada umur 71 tahun dan orang Amerika Serikat pada umur 78 tahun[3].
Namun tentu saja, data bisa saja
berubah sewaktu-waktu dan pada akhirnya kematian tetaplah menjadi suatu hal
yang misteri.
Adanya perbedaan persentase
kematian antara satu orang dengan orang lainnya tentu saja terjadi karena
banyak faktor yang mempercepat dan memperhambat. Merokok misalnya, secara tidak
langsung akan membuat organ dan sel-sel dalam tubuh lemah sehingga immunitas tubuh
pun juga akan menurun.
Begitupula sebaliknya, melakukan
olahraga secara teratur tentu saja akan menambah persentase kehidupan yang kita
jalani karena immunitas tubuh kita juga akan berkembang. Namun walau begitu,
kematian tetaplah menjadi suatu hal yang tidak pernah pasti karena selalu memiliki
kaitan dengan takdir.
Penelitian kapan manusia mati
mungkin saja tidak akan pernah tepat 100%, akan tetapi penelitian tersebut
tentu saja dapat membantu kita dalam menganalisa dan mengambil tindakan yang tepat.
Kematian dan kelahiran selalu
terjadi setiap detiknya, dan semua hal tersebut hanya bisa diprediksi tanpa ada
ketentuan yang pasti. Bahkan menurut perkiraan, dalam setiap detiknya ada 4
bayi yang lahir dan ada 2 kematian disaat yang sama. Bahkan bila kita
menghitung dalam skala yang besar, setidaknya dalam satu jam terdapat 14.400
bayi lahir dan 7.200 orang meninggal[4].
Namun lagi-lagi, hal itu hanyalah
sebuah statitiska dan data yang dapat berubah sewaktu-waktu dengan adanya
jumlah populasi yang semakin meningkat dan perzinahaan yang semakin marak
terjadi.
Pada akhirnya, kematian tetaplah
menjadi suatu misteri yang tersembunyi dibalik waktu. Kita tidak pernah tahu kapan
datangnya dan bagaimana ia akan menangkap kita. Namun yang bisa kita lakukan
adalah terus melakukan persiapan menuju kematian, membuat lebih banyak kebaikan
dan memberi kenangan pada mereka yang pantas. Karena suatu saat nanti, kita yang
tiada akan kembali tiada, dan apa yang terjadi selepas mati juga adalah bagian
daripada waktu.
“Kematian Pada Akhirnya Akan Menjadi Suatu Hal Yang Selamanya Misterius, Sebab Manusia Hanya Bisa Memprediksi, Namun Kematian Adalah Urusan Takdir”-LastQuestions
Kesimpulan:
Walau banyak penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui kapan manusia akan mati, namun kematian tetaplah
menjadi misteri yang tidak pernah bisa dipecahkan. Hal itu karena kematian
hanyalah masalah takdir, dan takdir selalu bersembunyi dibalik waktu yang
misterius.
Namun tentu saja, kita bisa
melakukan banyak hal sebelum kita mati, yaitu melakukan banyak persiapan dan
memberikan banyak kebaikan antarsesama, serta membuat kenangan yang indah agar kita
bisa memiliki tempat di hati orang-orang.
Posting Komentar untuk "Kapan Kita Akan Mati?"