Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Santri Killer Part I : Khanza

 Khanza



Gelap...

Dingin...

Sakit dileher kurasakan ketika aku terbawa arus. Tak kusangka aku akan berakhir seperti ini. Kuhirup air dan kutatap rembulan yang nampak tak bergerak. begitu membosankan. namun aku tak bisa menggerakkan tubuhku karna memang aku sudah lama mati.

Sekelebat bayangan datang menari, datang dan pergi lalu menggodaku untuk bersama, namun aku memtusukan untuk tetap sendiri. Banyak hal yang kulewatkan. Yang kukenang selama aku hidup, yang mulai kulupakan. Namun percayalah, tak semua yang pernah kulupakan akan benar benar kulupakan. Aku bisa merangkumnya menjadi sebuah inti kenangan. Ya. Tapi apa artinya kenangan jika semua orang melupakanmu? Benar, tak berguna.

Sekelebat bayangan kawan-kawanku datang menjelma. Sandy, wajahnya yang seringkali cemberut. Edwin, anak pramuka yang menyebalkan. Geo, si norak yang kaya, Tony, si kaki hitam, Dennis...Arah...Andar....semuanya. aku mengingat semuanya namun itu tak merubah kenyataan bahwa aku kini tak lebih seperti segumpal daging tak berguna.

Sakit!

Sakit ketika arus ini membawaku. Tubuhku berbenturan dengan batu, bergoresan dengan kayu. Sementara itu, ikan-ikan menatapku seolah aku adalah pejabat korup yang keluar rumah tanpa baju.  Rasanya begitu memuakkan namun aku tak bisa melakukan apa-apa selain terus memandang langit yang disinggahi bulan. 

Pedih!

Ketika mengetahui bahwa aku tak laik adalah sebuah kenangan seumpama kaset yang hanya diputar. Rusak. Lalu dibuang bersama sampah-sampah lainnya. ayah...ibu..aku disini. disampingku ada batu. Bajuku koyak sementara tubuhku lebam tak karuan. Sakit dan pedih. Terluka dan putus asa. Aku merasakannya.

Namun kulihat rembulan bergerak perlahan. Cahayanya terang membutakan mataku. Kulihat bulan yang seolah turun layaknya malaikat bersayap putih. Cahaya itu datang kepadaku. Rasanya begitu tenang. Namun aku tahu, diujung perjalananku ini tersimpan kegelapan yang masih melekat. Menarikku kearahnya. Aku harus memilih diantara dua hal. Cahaya yang menyilaukan, atau, kegelapan yang meyakinkan. Aku harus memilih.

Namaku Khanza. Dan aku telah mati.


Next Episode

Posting Komentar untuk "Santri Killer Part I : Khanza"