Membongkar Teori Darwin, Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera?
Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera?
Berbicara tentang asal usul
manusia selalu menjadikan perdebatan karena belum diketahui pasti bagaimana
manusia awal tercipta. Darwin sendiri dalam teorinya mengatakan bahwa manusia
sebenarnya berasal dari kera di masa lampau yang terus berevolusi.
Hal itulah yang didapatkan secara
sains, akan tetapi secara agama, hal itu tidak bisa dibenarkan karena manusia
menurut agama tercipta tanpa menjadi kera, melainkan langsung menjadi manusia. Dan
nabi Adam dan Hawa-lah manusia pertama yang berada di Bumi dan pada akhirnya
beranak pinak.
Lalu teori mana yang benar?
Saya sendiri selaku penulis pada
akhirnya memilih untuk mempercayai bahwa manusia berasal dari nabi Adam as. Hal
itu dikarenakan ketidaklogisan yang terjadi bila manusia berasal dari hewan
yang bernama kera.
Walaupun di zaman modern ini
banyak ilmuawan yang tidak mempercayai bahwa makhluk hidup berasal dari kera, namun
teori tersebut sampai sekarang tidak pernah terbantahkan. Bahkan Harun Yahya yang
mengacak-acak teori tersebut juga pada akhirnya membuat berbagai karangannya
dicekal oleh berbagai orang akademis karena kekeliruannya.
Namun sebelum kita terjun ke
pembahasan dan alasan mengapa saya tidak setuju, ada beberapa hal yang harus
anda ketahui tentang teori Darwin, dan mengapa kita sebenarnya sedikit keliru selama
ini.
Fakta-Fakta Teori Darwin
![]() |
Charless Darwin (Image by Google) |
1. Manusia Tidak Berasal Dari Kera
Kita sering
mengaitkan bahwa teori Darwin sebagai teori laknat yang mengatakan bahwa manusia
berasal dari kera, namun ternyata anggapan tersebut salah karena Darwin tidak
pernah mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, melainkan semua makhluk
hidup di bumi, termasuk manusia, berasal dari nenek moyang yang sama[1].
Hal yang
menyebabkan ia dituduh mengatakan manusia berasal dari kera sebenarnya karena
ia mengelompokkan kera kedalam ordo yang sama dengan manusia, yaitu primates[2].
Hal inilah yang memicu kesimpulan bahwa manusia sebenarnya berasal dari kera.
2. Teori Evolusi Bisa Dibuktikan Dengan Cara Yang Sederhana
Percaya atau
tidak, teori evolusi memang benar terjadi karena sejatinya kemampuan makhluk
hidup adalah beradaptasi. Bahkan hal itu bisa kita lihat di masa sekarang ini.
Misalnya saja, orang Afrika hitam dan orang Amerika putih, hal ini tentu menimbulkan
dugaan kuat bahwa evolusi memang benar terjadi.
Bukti lain
tentang adanya teori evolusi terhadap manusia adalah adanya ras dan perbedaan
antarsuku dan bangsa. Bahkan dalam diri manusia, terdapat mikroba dan bakteri
yang dapat berevolusi karena adaptasi ketat yang dialami bakteri tertentu, yang
menyebabkan mereka kebal terhadap antibiotik tertentu.
3. Adanya Teori Mendel
Adanya teori Mendel
juga semakin memperkuat bukti tentang evolusi karena Mendel sendiri yang membuktikan
bahwa makhluk hidup memiliki persentase genetika yang berbeda dari leluhurnya.
Gregor Johan
Mendel melakukan percobaan terhadap 29 ribu kacang polong pada tahun 1863 dan
memberikan bukti bahwa ada spesies berbeda yang terjadi pada tumbuhan akibat
faktor eksternal seperti alam, pergeseran genetik dan adaptasi ketat.
Kesimpulan dari
penelitian yang pernah ia lakukan ia pecah menjadi dua bagian besar, yakni
hukum segresi (pemisahan) dan hukum secara bebas. Bahkan, penelitiannya
terhadap lebah juga memberikan hasil yang sama, yaitu evolusi benar-benar
terjadi terhadap makhluk hidup.
Teori Harun Yahya
![]() |
Harun Yahya (Image by CnnIndonesia) |
1. Makhluk Hidup Tidak Bisa Berubah
Menurut Adnan Hoca
atau kerap disebut sebagai Harun Yahya ini memiliki teori bahwa makhluk hidup
tidak bisa berubah. Adalah hal yang mustahil makhluk hidup berubah ke makhluk
hidup lainnya. Misalnya dari reptil ke burung, mamalia darat ke paus, dan amfibi
menjadi reptil.
Dalam
pandangannya, hakikat penciptaan adalah satu dan tidak berubah. Bahkan ia
pernah mengatakan bahwa jika ada yang bisa menunjukkan fosil, dia akan
memberikam 10 Triliun Lira Turki.
"Tidak ada
satu fosil pun yang menunjukkan bahwa manusia berevolusi. Misalnya, buaya
berumur 100 juta tahun, tidak berubah menjadi profesor setelah beberapa
saat," ujarnya[3]
2. Tidak Mempercayai Abiogenesis
Harun Yahya
mempercayai bahwa Abiogenesis atau makhuk mati menuju hidup adalah suatu
kemustahilan. Hal itu dikarenakan bahwa Darwin dalam karyanya membeberkan teori
bahwa makhluk hidup berasal dari air, menjadi mikroba, dan terus berkembang
sampai menjadi manusia.
3. Teori Evolusi Tidak Dapat Menjelaskan Bagaimana Unsur Protein Dihasilkan
Dalam
pendapatnya, protein adalah unsur terpenting bagi makhluk hidup, dan teori
evolusi tidak dapat memberikan bukti nyata bagaimana protein dapat dihasilkan[4].
Dalam pandangannya,
teori evolusi yang dibuat Darwin tidak bisa menjelaskan proses penciptaan
protein yang membutuhkan protein lain dalam pembentukannya. Hal inilah yang
dicoba diserang Adnan Hoca melalui pemikirannya.
Alasan-Alasan Mengapa Saya Tidak Setuju Dengan Teori Manusia Berasal Dari Kera
Ketika kita di sekolah dulu, kita
sering diberikan gambaran melalui buku IPA dan IPS terkait wajah manusia di
zaman dahulu. Akan tetapi setelah saya membaca beberapa artikel, saya menemukan
teori bahwa fosil yang diperlihatkan kepada kita adalah pemalsuan[5].
![]() |
Gambar dari Khalid Mustafa |
Bagi saya pribadi, manusia adalah manusia, dan hewan adalah hewan. Ada perbedaan yang besar antara kedua hal tersebut karena manusia diciptakan memiliki akal untuk hidup dan beradptasi sementara hewan diberikan naluri.
Dan kenyataannya, walaupun
simpanse memiliki 99 persen DNA yang menyerupai manusia, akan tetapi ia tidak
akan pernah mencapai tingkat kecerdasan manusia. Bahkan bila kera bisa
berevolusi menjadi manusia, seharusnya simpanse telah menjelma menjadi kita,
atau ada manusia setengah kera setengah manusia di zaman modern ini.
Perbedaan antara manusia dan
hewan jelas sekali adanya. Manusia memiliki rasa malu dan etika, sementara
hewan tidak dilahirkan untuk memiliki etika. Hal itu tentu saja akan membuat
kita berpikir, bagaimana mungkin makhluk hidup yang tidak memiliki etika tiba-tiba
memiliki etika? Tentu itu adalah suatu hal yang mustahil bagaimana hewan mulai
menciptakan baju untuk mereka kenakan, menjadi sombong, dan terkadang mengaku
sebagai tuhan.
Adalah hal yang aneh bila kita
melihat diri kita dengan simpanse, monyet, ataupun kera. Sebab walau kita
memiliki persamaan dalam fisik, namun akan menimbulkan pertanyaan yang aneh
mengapa tubuh kita menjadi teramat-amat sedikit. Bagian yang ditumbuhi rambut
adalah bagian atas (kepala) dan bagian bawah (bagian intin perempuan dan
laki-laki). Mengapa?
Kita mungkin bisa beralasan bahwa
hal itu karena kita menggunakan baju atau perubahan genetika. Akan tetapi
sedari dulu kita mengetahui bahwa beberapa suku tidak menggunakan pakaian sama
sekali, tentu adalah hal yang aneh bagaimana hal tersebut bisa terjadi.
Yang terakhir, saya juga berpikir
mengenai algoritma perubahan. Jika kita memang berasal dari kera, apakah kera semestinya
telah punah? Kendati kita mengetahui fakta bahwa evolusi terjadi secara
menyeluruh, misalnya semenjak kepunahannya, kita tidak lagi menemukan bentuk
awal dari ayam atau dari manusia, melainkan hanya wujud evolusinya.
Di masa modern ini, penelitian
yang dilakukan Dr, Husain Hamdan juga mengatakan bahwa bidang biologi molekuler
telah sampai pada penegasan bahwa nenek moyang manusia adalah Siti Hawa, yaitu
manusia berjenis kelamin perempuan pertama yang ada di Bumi[6].
Kesimpulan:
Harus diakui bahwa teori hanyalah
teori dan bukanlah hukum. Jadi terlepas dari benar atau tidaknya teori Darwin
atau teori Harun Yahya, kita harus mengetahui bahwa agama dan sains mungkin bisa
berpadu dalam beberapa aspek, namun dalam beberapa hal, adalah suatu
kemustahilan.
Agama adalah titik akhir, namun
Sains adalah tanda koma. Jadi terlepas anda menganut teori yang mana, percayalah
bahwa kita sejatinya ada untuk hidup rukun antar satu dengan sesama, dan tidak
semestinya kita gunakan dalil untuk mengkafirkan sesama karena suatu perbedaan
dan membuat diskriminasi dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki.
Posting Komentar untuk "Membongkar Teori Darwin, Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera?"