Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Membongkar Teori Darwin, Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera?

 

Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera?


Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera? Membongkar Teori Darwin
Ilustrasi Evolusi (Gambar dari David Maitre, Pixabay)

Berbicara tentang asal usul manusia selalu menjadikan perdebatan karena belum diketahui pasti bagaimana manusia awal tercipta. Darwin sendiri dalam teorinya mengatakan bahwa manusia sebenarnya berasal dari kera di masa lampau yang terus berevolusi.

Hal itulah yang didapatkan secara sains, akan tetapi secara agama, hal itu tidak bisa dibenarkan karena manusia menurut agama tercipta tanpa menjadi kera, melainkan langsung menjadi manusia. Dan nabi Adam dan Hawa-lah manusia pertama yang berada di Bumi dan pada akhirnya beranak pinak.

Lalu teori mana yang benar?

Saya sendiri selaku penulis pada akhirnya memilih untuk mempercayai bahwa manusia berasal dari nabi Adam as. Hal itu dikarenakan ketidaklogisan yang terjadi bila manusia berasal dari hewan yang bernama kera.

Walaupun di zaman modern ini banyak ilmuawan yang tidak mempercayai bahwa makhluk hidup berasal dari kera, namun teori tersebut sampai sekarang tidak pernah terbantahkan. Bahkan Harun Yahya yang mengacak-acak teori tersebut juga pada akhirnya membuat berbagai karangannya dicekal oleh berbagai orang akademis karena kekeliruannya.

Namun sebelum kita terjun ke pembahasan dan alasan mengapa saya tidak setuju, ada beberapa hal yang harus anda ketahui tentang teori Darwin, dan mengapa kita sebenarnya sedikit keliru selama ini.

 

Fakta-Fakta Teori Darwin

 

Darwin, Charless Darwin
Charless Darwin (Image by Google)

1.      Manusia Tidak Berasal Dari Kera

Kita sering mengaitkan bahwa teori Darwin sebagai teori laknat yang mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, namun ternyata anggapan tersebut salah karena Darwin tidak pernah mengatakan bahwa manusia berasal dari kera, melainkan semua makhluk hidup di bumi, termasuk manusia, berasal dari nenek moyang yang sama[1].

Hal yang menyebabkan ia dituduh mengatakan manusia berasal dari kera sebenarnya karena ia mengelompokkan kera kedalam ordo yang sama dengan manusia, yaitu primates[2]. Hal inilah yang memicu kesimpulan bahwa manusia sebenarnya berasal dari kera.


Baca Juga: Menunda dan Konseskuensinya Menurut Para Ahli, Serta Cara Mengatasinya


2.      Teori Evolusi Bisa Dibuktikan Dengan Cara Yang Sederhana

Percaya atau tidak, teori evolusi memang benar terjadi karena sejatinya kemampuan makhluk hidup adalah beradaptasi. Bahkan hal itu bisa kita lihat di masa sekarang ini. Misalnya saja, orang Afrika hitam dan orang Amerika putih, hal ini tentu menimbulkan dugaan kuat bahwa evolusi memang benar terjadi.

Bukti lain tentang adanya teori evolusi terhadap manusia adalah adanya ras dan perbedaan antarsuku dan bangsa. Bahkan dalam diri manusia, terdapat mikroba dan bakteri yang dapat berevolusi karena adaptasi ketat yang dialami bakteri tertentu, yang menyebabkan mereka kebal terhadap antibiotik tertentu.

 

3.      Adanya Teori Mendel

Adanya teori Mendel juga semakin memperkuat bukti tentang evolusi karena Mendel sendiri yang membuktikan bahwa makhluk hidup memiliki persentase genetika yang berbeda dari leluhurnya.

Gregor Johan Mendel melakukan percobaan terhadap 29 ribu kacang polong pada tahun 1863 dan memberikan bukti bahwa ada spesies berbeda yang terjadi pada tumbuhan akibat faktor eksternal seperti alam, pergeseran genetik dan adaptasi ketat.

Kesimpulan dari penelitian yang pernah ia lakukan ia pecah menjadi dua bagian besar, yakni hukum segresi (pemisahan) dan hukum secara bebas. Bahkan, penelitiannya terhadap lebah juga memberikan hasil yang sama, yaitu evolusi benar-benar terjadi terhadap makhluk hidup.

 

Teori Harun Yahya

 

Teori Harun Yahya
Harun Yahya (Image by CnnIndonesia)

1.      Makhluk Hidup Tidak Bisa Berubah

Menurut Adnan Hoca atau kerap disebut sebagai Harun Yahya ini memiliki teori bahwa makhluk hidup tidak bisa berubah. Adalah hal yang mustahil makhluk hidup berubah ke makhluk hidup lainnya. Misalnya dari reptil ke burung, mamalia darat ke paus, dan amfibi menjadi reptil.

Dalam pandangannya, hakikat penciptaan adalah satu dan tidak berubah. Bahkan ia pernah mengatakan bahwa jika ada yang bisa menunjukkan fosil, dia akan memberikam 10 Triliun Lira Turki.

 

"Tidak ada satu fosil pun yang menunjukkan bahwa manusia berevolusi. Misalnya, buaya berumur 100 juta tahun, tidak berubah menjadi profesor setelah beberapa saat," ujarnya[3]

 

2.      Tidak Mempercayai Abiogenesis

Harun Yahya mempercayai bahwa Abiogenesis atau makhuk mati menuju hidup adalah suatu kemustahilan. Hal itu dikarenakan bahwa Darwin dalam karyanya membeberkan teori bahwa makhluk hidup berasal dari air, menjadi mikroba, dan terus berkembang sampai menjadi manusia.

3.      Teori Evolusi Tidak Dapat Menjelaskan Bagaimana Unsur Protein Dihasilkan

Dalam pendapatnya, protein adalah unsur terpenting bagi makhluk hidup, dan teori evolusi tidak dapat memberikan bukti nyata bagaimana protein dapat dihasilkan[4].

Dalam pandangannya, teori evolusi yang dibuat Darwin tidak bisa menjelaskan proses penciptaan protein yang membutuhkan protein lain dalam pembentukannya. Hal inilah yang dicoba diserang Adnan Hoca melalui pemikirannya.

 

Baca Juga: TikTok, Rasisme, dan Kemanusiaan Yang Semakin Mati

Alasan-Alasan Mengapa Saya Tidak Setuju Dengan Teori Manusia Berasal Dari Kera

 

Ketika kita di sekolah dulu, kita sering diberikan gambaran melalui buku IPA dan IPS terkait wajah manusia di zaman dahulu. Akan tetapi setelah saya membaca beberapa artikel, saya menemukan teori bahwa fosil yang diperlihatkan kepada kita adalah pemalsuan[5].

Wajah Tengkorak Darwin Adalah Palsu
Gambar dari Khalid Mustafa

Bagi saya pribadi, manusia adalah manusia, dan hewan adalah hewan. Ada perbedaan yang besar antara kedua hal tersebut karena manusia diciptakan memiliki akal untuk hidup dan beradptasi sementara hewan diberikan naluri.

Dan kenyataannya, walaupun simpanse memiliki 99 persen DNA yang menyerupai manusia, akan tetapi ia tidak akan pernah mencapai tingkat kecerdasan manusia. Bahkan bila kera bisa berevolusi menjadi manusia, seharusnya simpanse telah menjelma menjadi kita, atau ada manusia setengah kera setengah manusia di zaman modern ini.

Perbedaan antara manusia dan hewan jelas sekali adanya. Manusia memiliki rasa malu dan etika, sementara hewan tidak dilahirkan untuk memiliki etika. Hal itu tentu saja akan membuat kita berpikir, bagaimana mungkin makhluk hidup yang tidak memiliki etika tiba-tiba memiliki etika? Tentu itu adalah suatu hal yang mustahil bagaimana hewan mulai menciptakan baju untuk mereka kenakan, menjadi sombong, dan terkadang mengaku sebagai tuhan.

Adalah hal yang aneh bila kita melihat diri kita dengan simpanse, monyet, ataupun kera. Sebab walau kita memiliki persamaan dalam fisik, namun akan menimbulkan pertanyaan yang aneh mengapa tubuh kita menjadi teramat-amat sedikit. Bagian yang ditumbuhi rambut adalah bagian atas (kepala) dan bagian bawah (bagian intin perempuan dan laki-laki). Mengapa?

Kita mungkin bisa beralasan bahwa hal itu karena kita menggunakan baju atau perubahan genetika. Akan tetapi sedari dulu kita mengetahui bahwa beberapa suku tidak menggunakan pakaian sama sekali, tentu adalah hal yang aneh bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Yang terakhir, saya juga berpikir mengenai algoritma perubahan. Jika kita memang berasal dari kera, apakah kera semestinya telah punah? Kendati kita mengetahui fakta bahwa evolusi terjadi secara menyeluruh, misalnya semenjak kepunahannya, kita tidak lagi menemukan bentuk awal dari ayam atau dari manusia, melainkan hanya wujud evolusinya.

Di masa modern ini, penelitian yang dilakukan Dr, Husain Hamdan juga mengatakan bahwa bidang biologi molekuler telah sampai pada penegasan bahwa nenek moyang manusia adalah Siti Hawa, yaitu manusia berjenis kelamin perempuan pertama yang ada di Bumi[6].

 "Agama Adalah Hukum, dan Sains Adalah Teori, Mereka Terkadang Menyatu dan Terkadang Saling Beradu"-Last Questions

Kesimpulan:

Harus diakui bahwa teori hanyalah teori dan bukanlah hukum. Jadi terlepas dari benar atau tidaknya teori Darwin atau teori Harun Yahya, kita harus mengetahui bahwa agama dan sains mungkin bisa berpadu dalam beberapa aspek, namun dalam beberapa hal, adalah suatu kemustahilan.

Agama adalah titik akhir, namun Sains adalah tanda koma. Jadi terlepas anda menganut teori yang mana, percayalah bahwa kita sejatinya ada untuk hidup rukun antar satu dengan sesama, dan tidak semestinya kita gunakan dalil untuk mengkafirkan sesama karena suatu perbedaan dan membuat diskriminasi dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki.

 

 

Posting Komentar untuk "Membongkar Teori Darwin, Apa Umat Manusia Berasal Dari Kera?"