Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Alasan Pedas Bukanlah Rasa

 

Alasan Pedas Bukanlah Rasa

Mengapa Pedas Bukanlah Rasa? Alasan Pedas Bukanlah Rasa
image by a74362604/Pixabay


Kita sering menyebutkan pedas dalam klasifikasi rasa seperti manis, asin, asam, dan pahit, akan tetapi tahukah kamu kalau pedas bukanlah termasuk sebuah rasa melainkan hanya sensasi? Mengapa demikian?


Lidah memiliki reseptor yang kuat pada bagian-bagian tertentu, sensor tersebut ada pada beberapa tempat seperti ujung lidah yang dimiliki manis, rasa asin yang berada pada bagian samping, asam yang berada pada bagian tepi, dan pahit yang berada di bagian pangkal lidah. Namun tidak ada tempat untuk rasa pedas seperti rasa-rasa lainnya, seolah ia makhluk asing dari kumpulannya yang terbuang.

 

Mengapa Pedas Bukanlah Rasa?

 

Pedas sebenarnya adalah sensasi panas dan terbakar yang dirasakan ujung saraf lidah atau dalam dunia sains disebut dengan nama papilla. Rasa pedas yang selama ini kita rasakan adalah akibat dari zat dari makanan yang kita konsumsi, yaitu capscain.


Capscain sendiri adalah zat yang terkandung didalam cabai dan dapat menimbulkan efek terbakar pada lidah dan sensasi panas yang sering membuat kita berkeringat. Capscain sendiri dapat ditemukan pada cabai dan paprika, entah itu local maupun yang elite.


Zat capscain tidak memiliki bagian tertentu di lidah, ia tidak berhubungan dengan bagian papilla manapun dan tidak memiliki ikatan dengan rasa-rasa lain. Syarat inilah yang menurut para ilmuawan tidak dapat dipenuhi oleh rasa pedas untuk menjadi sebuah rasa, karena ia tidak memiliki reseptor seperti rasa yang lain sehingga para ilmuawan tidak memasukannya kedalam kategeori rasa, melainkan sensasi.  

 

Baca Juga: Bagaimana Rasanya Terkena Petir?


Rasa Apa Sebenarnya Pedas itu?

 

Pedas, menurut para ilmuawan memang bukanlah sebuah rasa karena rasa harus memiliki hubungan dengan syaraf yang terdapat pada papilla. Akan tetapi, pedas tidak memiliki rasa tersebut, ia tidak memiliki reseptor yang digunakan untuk mengenali rasa itu sendiri.


Ketika capscain menyentuh papilla, syaraf yang dimiliki lidah akan langsung mengirimkan sinyal kepada otak berupa sinyal rasa sakit seolah-olah lidah kita sedang terbakar.




Otak kita yang tidak tahu apa-apa justru menangkap rasa sakit sebagaimana pedas yang kita rasakan ketika memakan cabai atau sambal tersebut sebagai lidah kita sedang terbakar, namun sensasi inilah yang kerapkali membuat kita memakan makanan untuk memadamkan rasa itu namun malah membuat kita semakin kepedasan.

 

Untuk menjadikan sesuatu sebagai sebuah rasa, setidaknya ada tiga kriteria yang harus dipenuhi, yaitu adalah rasa harus bisa langsung dikenali, memiliki reseptor lidah sendiri seperti rasa lain, dan memicu respons fisiologi tertentu pada tubuh.

 

Akan tetapi pedas tidak memiliki reseptor untuk rasa dan memicu resposn fisiologis tertentu pada tubuh, walau ia mampu memenuhi kriteria yang pertama yaitu mudah dan langsung dikenali. Kenapa? Hal itu disebabkan karena reseptor tidak bereaksi terhadap komponen layaknya rasa lain, dan rasa pedas jelas tidak mampu memenuhi kriteria tersebut.


Sensasi pedas yang disebabkan senyawa capscain sebenarnya tidak ada bedanya dengan sensasi ketika kulit kita terluka atau terbakar, dan inilah yang menjadi alasan mengapa pedas hanyalah sensasi, bukan rasa.

 Baca Juga: Mengapa Manusia Menyukai Makanan Pedas?

Bagaimana Cara Membuktikan Bahwa Pedas Bukanlah Rasa?

Sebenarnya untuk membuktikan pedas bukanlah rasa terbilang cukup mudah. Jika kita mengambil permisalan ketika kita memakan sambal yang pedasnya membuat kita berapa kali minum dan tanpa sengaja kita menggaruk bagian bawah yang kita miliki, bagaimana rasanya? Rasanya tentu akan membuat kita kepanasan, seolah bagian bawah kita terbakar oleh sambal itu sendiri.

Namun sekarang cobalah untuk melakukan hal yang sama dengan bahan yang berbeda, gula dan garam misalnya. Berkali-kalipun kita mencelupkan tangan kita dengan garam atau gula, lalu menggaruk-garuk tubuh kita, maka kita tidak akan merasakan hal yang sama seperti yang kita rasakan saat kita menggaruk bagian tubuh selepas kita memegang sambal.

Hal itu tentunya dapat memberikan dan membuktikan fakta bahwa pedas bukanlah rasa melainkan sebuah sensasi yang dibuat oleh otak kita. Kita merasa terbakar pada bagian yang kita garuk karena cabai memiliki zat capscain yang membuat kita merasa terbakar. Hal inilah yang sanggup membuat kita membuktikan bahwa rasa pedas bukanlah rasa, melainkan sensasi yang dibuat otak.

 

Kesimpulan:

Pedas bukanlah rasa melainkah sebuah sensasi yang ditimbulkan otak karena zat capscain yang masuk kedalam papilla. Zat tersebut dapat ditemukan pada makanan-makanan pedas, khususnya cabai dan paprika.

Untuk menjadi bagian dari rasa, setidaknya pedas harus memenuhi tiga kategeori, yaitu adalah rasa harus bisa langsung dikenali, memiliki reseptor lidah sendiri seperti rasa lain, dan memicu respons fisiologi tertentu pada tubuh.

Dan walaupun pedas mampu memenuhi kategeori yang pertama, akan tetapi ia tidak mampu memenuhi kategeori lainnya, hal itulah yang menyebabkan pedas tidak termasuk didalam kategeori sebagai rasa, melainkan sebuah sensasi.

 

Referensi:

Merdeka, Penjelasan Ilmiah Mengapa Pedas Itu Sensasi

Medium, Pedas Ternyata Bukan Rasa (Recomended)

IDNTimes, 6 Fakta Tentang Rasa


 (Recomended)


 

 

 

Posting Komentar untuk "Alasan Pedas Bukanlah Rasa"